Home Internasional Iran Ingin Damai di Perjanjian Nuklir, AS Tanggapi Skeptis

Iran Ingin Damai di Perjanjian Nuklir, AS Tanggapi Skeptis

Washington DC, gatra.net - Iran mengungkapkan kesiapannya untuk meredakan ketegangan dengan Amerika Serikat (AS) dan berhenti melanggar kesepakatn nuklir. Namun, Iran meminta tawaran sederhana pada program nuklirnya.

Menteri luar negeri Iran, Mohammad Javad Zarif mengatakan, pihaknya dapat segera membatalkan untuk semakin melanggar dari kesepakatan nuklir. Tetapi hal itu hanya terjadi jika Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi yang dijatuhkan kepadanya.

Zarif menuturkan, pihaknya dapat meratifikasi dokumen yang menetapkan inspeksi lebih mengganggu dari program nuklirnya. Dokumen itu dikenal sebagai Protokol Tambahan yang memberi para inspektur AS dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) lebih banyak alat untuk memverifikasi bahwa program nuklir itu damai.

"Jika Trump menginginkan lebih banyak, kami dapat meratifikasi Protokol Tambahan dan ia dapat mencabut sanksi yang ia tetapkan," kata Zarif, seperti dikutip Reuters, Jumat (19/7).

Namun, karena Iran sudah menerapkan protokol dan sudah berulang kali menawarkan untuk meratifikasinya, dokumen yang disebutkan Zarif itu masih belum jelas apakah terdapat banyak konsesi di dalamnya.

Para pejabat AS pun akhirnya menanggapi tawaran itu dengan sikap skeptis. Mereka menyebut bahwa langkah yang diambil Iran merupakan upaya yang tidak jujur untuk mendapatkan bantuan sanksi.

Kekhawatiran akan konflik langsung AS-Iran telah meningkat sejak Mei dengan beberapa serangan terhadap kapal tanker minyak di Teluk. Sementara Iran menjatuhkan drone pengintai AS dan rencana serangan udara AS ke Iran bulan lalu yang dibatalkan Trump pada menit terakhir.

"Seluruh permainan mereka adalah untuk mencoba mendapatkan sanksi bantuan yang mereka dapat sambil mempertahankan kemampuan untuk mendapatkan senjata nuklir di masa depan," ucap seorang Pejabat AS yang tak ingin disebut namanya.

Pejabat itu menilai bahwa Iran akan terus memperkaya uranium. Di mana pada akhirnya mereka dapat memperkaya senjata nuklir dan tidak akan melakukan apa pun untuk mengekang dukungannya terhadap proksi regional di Yaman, Irak, Suriah, dan Lebanon.

"Jika Iran ingin membuat penawaran serius, itu harus dimulai dengan mengakhiri pengayaan uranium segera dan memiliki upaya pembuat keputusan yang sebenarnya untuk menegosiasikan kesepakatan yang mencakup akhir permanen untuk ambisi nuklir jahat Iran," ujarnya.

195