

Banyumas, gatra.net – Masyarakat pedesaan di berbagai wilayah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, hari ini, Kamis (18/7) mengadakan tradisi sedekah bumi bulan Apit atau apitan. Salah satunya di Desa Cingebul Kecamatan Lumbir.
Ketua Panitia Sedekah Bumi di Desa Cingebul, Hoerul Anam, mengatakan, di desa itu terdapat tiga dusun yang menggelar sedekah bumi atau Apitan. Ketiga dusun tersebut adalah Grumbul Penusupan, Cikoas dan Pengasinan.
Kata dia, apitan adalah tradisi leluhur sebagai perlambang ungkapkan syukur kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki terutama dari hasil bumi dan ternak. Warga juga berdoa agar diberi keselamatan dan rezeki berlimpah di masa mendatang. Tradisi tersebut berlangsung sejak puluhan tahun lalu.
“Mudah-mudahan, dengan bersyukur itu apa yang dicita-citakan dan apa yang diharapkan oleh warga di khususnya Dusun Penusupan, umumnya Desa Cingebul, bisa terlaksana. Dan mudah-mudahan aman tenteram, subur dan makmur,” katanya, Kamis (18/7).
Hoerul menjelaskan, apitan digelar pada hari pasaran Wage, menjelang Kliwon besar. Kamis ini adalah Kamis pasaran Wage dan esoknya adalah Jumat Kliwon. Adapun yang dimaksud kliwon besar adalah Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Tahun ini, warga memilih Kamis Wage untuk menjalankan tradisi ini.
“Kalau tanggalnya tidak bisa dipastikan. Tapi kita mengambilnya hari pasaran Wage menjelang Kliwon besar,” katanya.
Pada masa lalu, sedekah bumi selalu diisi dengan ritual pemendaman hewan, seperti kerbau, sapi atau kambing. Tetapi, kini masyarakat hanya memendam tulang belulangnya dengan alasan mubazir.
“Ya, dari awal pemotongan kambing, dimasak. Kemudian, warga berdatangan, dibagi-bagi. Menjelang pembagian, tahlil dimulai. Setelah tahlil ya acara biasa, ramah tamah,” ucap Hoerul.
Selain di Cingebul, di desa-desa lain, terutama wilayah pedesaan, tradisi sedekah bumi atau apitan masih dilakukan. Apitan menjadi tradisi tiap tahun pada bulan Jawa, Apit. “Kita mensyukuri-lah. Terutama hidup di atas bumi bisa tenteram,” ujarnya.