
Jakarta, gatra.net - Dekan Fakultas Pertanian Universitas Islam Riau (UIR), Dr. Ujang Paman, mendukung kebijakan pembangunan pertanian yang saat ini sedang digeber Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman.
Ujang dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7), mengatakan, mendukung pembangunan yang sedang dikerjakan Kementerian Pertanian (Kementan) yang dipimpin Amran karena fokus program yang dijalankan terbukti memacu peningkatkan volume ekspor dan kesejahteraan petani.
Menurutnya, pembangunan pertanian Indonesia tidak lagi bersifat klasik, namun sudah mengarah ke pertanian modern dan teknologi 4.0. Beberapa programnya di antaranya Upaya Khusus swasembada komoditas, akselerasi penggunaan alsin pertanian dan mekanisasi, implementasi pertanian modern, bibit unggul berorientasi tidak hanya meningkatkan produktivitas tapi juga adaptif terhadap cekaman lingkungan.
Program swasembada dan peningkatan produktivitas dinilai dapat menjaga keseimbangan tujuan pencapaian kesejahteraan petani dan pemenuhan permintaan pasar.
"Kebijakan Kementan menjalankan pengelolaan cadangan pangan yang massif melalui serab gabah bekerja sama dengan Bulog perlu kita sambut baik," katanya.
Selain itu, lanjut Ujang, sistem Logistik Pangan Nasional yang sedang disusun oleh Badan Ketahanan Pangan (BKP) harus diimplementasikan. Ini sangat penting untuk menata jalur distribusi dan infrastruktur pergudangan dengan mempertimbangkan jadwal panen untuk komoditas pangan strategis.
Baca juga: BAMELE Lipat Gandakan Keuntungan Petani Bawang di Nganjuk
“Lembaga seperti BULOG betul-betul harus mengutamakan pengadaan pasokan dari dalam negeri dengan upaya integrasi unit bisnis ke sektor produksi dan penyimpanan dengan teknologi yang lebih modern," katanya.
Menurut Ujang, dalam rangka menyediakan harga, kebijakan harga yang lebih adil telah diupayakan semaksimal mungkin oleh Kementan melalui Program Serap Gabah Petani (Sergab). Buktinya, tidak hanya fokus pada pengendalian harga di tingkat konsumen, namun juga saat harga di petani jatuh, Kementan dan Bulog selalu aktif, termasuk ketika panen kedua institusi ini turun ke lapangan guna melakukan Sergap, sehingga petani tidak merugi saat panen raya.
"Tidak kalah pentingnya juga, Kementan mendorong penguatan upaya diversifikasi pangan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Kementan memiliki program swasembada protein, tidak lagi hanya swasembada daging. Indonesia bahkan berhasil ekspor telur dan daging ayam serta kambing dalam volume cukup besar," ungkapnya.
Dorong Ekspor Komoditas Pertanian
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian (Kementan), Kuntoro Boga Andri, menyebutkan, kebijakan Kementan juga butuh dukungan semua pihak, utamanya dalam mengakselerasi ekspor. Kementan sangat fokus menggenjot ekspor demi petani semakin sejahtera dan neraca perdagangan semakin surplus.
Menurutnya, komitmen ini diimplementasikan dengan kebijakan pengurusan dokumen ekspor impor yang sudah satu pintu (Online Single Submisson), waktu pengurusan perizinan terpangkas, penggunana sertifikat elektronik dan membangun sentra-sentra produksi untuk komoditas berekonomi tinggi.
Baca juga: Wujud Kebijakan Amran, Santri Siap Ekspor Krisan ke Jepang
Kuntoro menjelaskan, untuk orientasi pasar luar negeri atau eskpor, beberapa inisiatif kebijakan dapat didorong dalam rangka pencarian pasar baru, produk baru dan pemain baru; di samping mempertahankan pasar ekspor eksisting untuk produk-produk pertanian Indonesia yang sudah berdaya saing. Setidaknya ada tiga upaya khusus yang perlu mendapatkan perhatian secara lebih serius, dengan orientasi pada peningkatan daya saing ekspor.
"Untuk memacu ekspor komoditas utama pertanian, khususnya perkebunan, Kementan sudah bekerja pada akar masalahnya yakni peremajaan. Kementan fokus melakukan peremajaan dan penyulaman tanaman perkebunan," katanya.
"Kita bisa lihat dari program mengembalikan kejayaan rempah. Tidak hanya satu komoditas, tapi berbagai komoditas dilakukan peremajaan. Ini langkah bagus agar pangan Indonesia mememangkan pertarungan di pasar ekspor," ujarnya.