Home Internasional ACT Tepis Tuduhan Kerjasama dengan Organisasi Radikal

ACT Tepis Tuduhan Kerjasama dengan Organisasi Radikal

Blora, gatra.net- Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar menepis tuduhan yang menyebut bahwa ACT bekerjasama dengan organisasi radikal dalam menyalurkan bantuannya di luar negeri, terutama di Suriah.

"Tidak ada urusan dengan kelompok-kelompok dan faksi-faksi di Suriah. Saat memberikan bantuan, bahkan kita tidak menanyakan agamanya apa," kata Ibnu saat ditemui gatra.net dalam peluncuran Global Qurban di Lumbung Ternak Wakaf (LTW) Desa Sambong, Blora, Jawa Tengah, Kamis (11/7).

Baca juga: ACT Akan Salurkan Kurban ke 50 Negara

Ibnu memaklumi jika ada tuduhan tersebut sebab para relawan ACT di Suriah bisa masuk hingga ke Idlib, Ghouta dan wilayah konflik lain di Suriah. Ia menegaskan relawan tersebut adalah perorangan yang punya keberanian tinggi sehingga sering salah kaprah disebut radikal.

"Disebut radikal mungkin karena orang orang ini pemberani. Kenapa tim ACT berani masuk ke idlib, ghouta, kami sampaikan relawan kita siapa ini suami yang keluarganya ada di bunker, mereka bilang kalau menunggu bom berhenti keluarga sudah mati kelaparan, orang ini dianggap beberapa orang sebagai orang radikal. kalau kita sebut radikal dimana nurani kita?," tegas Ibnu.

Baca juga: ACT Bantu Korban Bencana dengan Humanity Card

Dalam hal ini, Ibnu menegaskan, mitra Non Goverment Organization (NGO) lokal yang ada di setiap negara tempat ACT mendistribusikan bantuan adalah NGO legal dan sah keberadaannya di masing-masing negara.

Ia mencontohkan, di Suriah ACT bekerjasama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan asal Turki seperti Hayrat Foundation dan IHH Foundation. Kemudian di Palestina dengan lima hingga tujuh NGO (Non Goverment Organization) Lokal, dan untuk pengungsi Rohingya bekerjasama dengan NGO asal Bangladesh. Lalu di Somalia, ACT bekerjasama dengan Zamzam Foundation.

1177