Home Politik Tugas Berat ada di Pundak Ma'ruf Amin

Tugas Berat ada di Pundak Ma'ruf Amin

Medan, gatra.net – Setelah di tetapkan sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019, pasangan Ir. H. Joko Widodo dan KH. Ma'ruf Amin resmi menjadi pasangan terpilih. Namun untuk lima tahun kedepan tugas berat ada wakil presiden terpilih.

Pernyataan tersebut diungkapkan direktur Institut Aswaja, Konsultan Komunikasi dan Riset, Aswan Jaya. Akademisi ilmu komunikasi tersebut mengatakan bahwa dalam berbagai kesempatan, KH. Ma'ruf Amin berulang kali menyampaikan bahwa saat beliau menjadi Wakil Presiden RI mendampingi Ir. H. Joko Widodo akan fokus mengerjakan dan menyelesaikan berbagai masalah yang bersifat ideologis kebangsaan.

Baca Juga: Aswan Jaya : Sekelompok Orang Masih Perlu Belajar Politik

Salah satunya adalah ideologi radikal yang sedang menjangkiti sebagian kecil umat Islam di Indonesia. Tetapi sudah sangat menggangu kebersamaan dan kerukunan beragama di Indonesia. Penyelesaian tugas ini bertujuan untuk menghantarkan generasi milenial memimpin bangsa di periode 2024. Dengan harapan tidak ada lagi gangguan dari paham yang bertentangan dengan Pancasila dan cita-cita NKRI.

“Ideologi radikal salah satu masalah bangsa. Contohnya kegiatan terorisme, mengusung ide sistem khilafah untuk Indonesia dan sikap ekslusif yang mengklaim kebenaran tunggal dalam ber-Islam,” terangnya dalam diskusi bersama gatra.net di Bengawan Coffee, di Medan, Kamis (4/7).

Baca Juga: Pengamat Ini Ungkap Alasan Pemilu 2019 Berjalan Lancar

Tugas tersebut menurut Aswan tidak mudah. Karena kelompok radikal telah lama terkonsolidasi. Selain itu sudah masuk dalam sendi masyarakat dan lembaga pemerintah maupun swasta. Namun sepanjang masa kampanye Pilpres kelompok radikal muncul secara terbuka. Karena itu sudah teridentifikasi siapa, dimana dan perannya.

Proses deradikalisasi yang berat dan rumit adalah anggota masyarakat. Karena tersebar di seluruh Indonesia. Pemerintah harus melibatkan organisasi dan lembaga masyarakat yang moderat, pemuka agama yang moderat, para intelektual yang moderat. Serta anggota masyarakat lainnya yang mencintai Indonesia sebagai sebuah negara yang rukun dan damai.

Baca Juga: Akademisi Meminta Warga Belajarlah Dari Sumut

“Perlu juga di sadari bahwa paham radikalisme ini sedang terkonsolidasi sangat baik sepanjang Pilpres dan masih menyimpan kekecewaan yang sangat besar karena terus-menerus kalah. Baik dari pemilihan, penghitungan dan pengadilan. Walaupun lambat laun akan mereda dan menerima fakta politik yang ada,” jelasnya.

Reporter: Baringin Lumban Gaol

248