Home Internasional Iran Ancam Tingkatkan Uranium, Perang AS-Iran Terjadi?

Iran Ancam Tingkatkan Uranium, Perang AS-Iran Terjadi?

Washington D.C., gatra.net - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump memperingatkan Iran terkait ancaman mereka untuk meningkatkan pengayaan uranium akan menjadi "senjata makan tuan." Dilansir dari Aljazeera, Teheran mengancam akan meningkatkan pengayaan uranium lebih dari ambang aksimum yang diizinkan oleh perjanjian nuklir 2015.

"Iran baru saja mengeluarkan ancaman baru. Rouhani mengatakan bahwa mereka akan memperkaya uranium dengan 'jumlah yang kita inginkan' jika tidak ada kesepakatan nuklir yang baru," tulis Trump di akun twitternya @realDonaldTrump, Rabu malam (3/7) waktu setempat.

"Hati-hati dengan ancamanmu, Iran. Mereka dapat kembali 'menggigit Anda' seperti tidak ada yang pernah digigit sebelumnya!" imbuh Trump.

Baca Juga: Perancis Ingatkan Iran untuk Kembali Patuhi Pakta Nuklir

Iran melontarkan ancaman tersebut dikarenakan Trump menarik diri dari pakta nuklir pada Mei tahun lalu. Amerika juga melarang semua penjualan minyak Iran secara Internasional. Washington menuduh Iran bertanggung jawab atas serangan bom pada kapal-kapal di Teluk. 

Presiden Iran, Hasan Rouhani mengatakan keputusannya pada Rabu (3/7) untuk melampaui batas pengayaan itu sebagai reaksi atas kegagalan pihak lain yakni Uni Eropa yang tidak menepati janji untuk memberikan bantuan ekonomi kepada Iran pasca sanksi AS.

"Tetapi mulai 7 Juli dan seterusnya dengan reaktor nuklir Arak, jika Anda tidak mengoperasikan janji [sesuai] program dan kerangka waktu semua komitmen yang Anda berikan kepada kami, kami akan mengembalikan reaktor Arak ke kondisi sebelumnya," sebut Rouhani dalam penandatangan peringatan pada Rabu (3/7).

Baca Juga: Iran Perkaya Uranium, Trump: Mereka Bermain Api

Nota Kesepahaman soal nuklir yang telah ditandatangani oleh Uni Eropa merupakan antisipasi terjadinya peperangan yang terjadi antara Iran-AS. Pada saat yang sama, mereka berada di bawah tekanan AS untuk menerapkan kembali sanksi untuk memaksa Iran mematuhi perjanjian tersebut. Padahal Trump juga menarik diri dari perjanjian tersebut.

Namun, Rouhani tetap membuka pintu untuk negosiasi, dengan mengatakan Iran akan kembali mengurangi persediaan uraniumnya yang diperkaya di bawah batas 300 kg yang ditetapkan oleh pakta nuklir jika negara penandatangan Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Cina menghormati janji mereka.

"Kami akan kembali ke sana, kecuali kamu mengambil tindakan sehubungan dengan semua komitmenmu tentang Arak." pungkas Rouhani.

Kekhawatiran akan pecahnya konflik militer tetap tinggi. AS telah menyiagakan kapal induk, pembom B-52, dan pesawat tempur F-22 ke wilayah Teluk.

 

 

321