
Medan, gatra.net - Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia terus tumbuh menjadi kota tanpa identitas. Hal itu disebabkan pemerintah daerah yang tidak mempertimbangkan dokumen sejarah dalam grand desainnya.
Demikian dikatakan Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU) Edy Ikshan dalam diskusi publik, "Hari jadi kota Medan ke-429 tahun: Medan Rumah Kota?". Diskusi digelar di sekretariat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Jalan Iskandar Muda Medan, Rabu (3/7).
Baca Juga: Medan Membutuhkan Pemimpin Yang Membuat Nyaman
"Padahal dulu Medan ini didesain sebagai kota yang nyaman, khususnya bagi taipan-taipan Eropa di masa perkebunan tembakau Deli," kata Edy.
Aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Utara (Sumut) ini heran, mengapa kini kota Medan menjadi kota keras. Edy menjelaskan, tidak ada citra yang menjelaskan Kota Medan. Kalaupun ada, lanjut Edy, tendensinya negatif.
Baca Juga: Dzulmi Eldin dan Akhyar Belum Bicara Pilkada Medan
Pembicara lainnya, Direktur Eksekutif Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Sumut, Rurita Ningrum lebih menyoroti soal penggunaan anggaran oleh pemerintah Kota Medan. "Di Medan ini banyak baliho tapi pada tahun lalu, tidak ada pendapatan dari sektor ini," ujar Rurita.
Rurita menambahkan, APBD Kota Medan tahun 2019 lebih kurang Rp6 Triliun. Angka yang cukup besar untuk mengelola 21 kecamatan. Ditambahkan Rurita, dalam hal pelayanan publik pemerintah Kota Medan masih lemah bahkan dibanding dengan Kota Binjai.
Baca Juga: 23 Kabupaten/Kota di Sumut Ikut Pilkada serentak 2020
"Medan ini termasuk kota paling banyak menerima kritikan apalagi soal sampah. Kalau di Binjai, sampah sudah diangkut pagi harinya, kalau di Medan, baru sore harinya," jelasnya. Banyak pekerjaan rumah yang harus diemban siapapun yang menjadi Walikota Medan kelak, tukasnya.
Hal sama juga disampaikan Ketua Komisi D DPRD Sumut, Sutrisno Pangaribuan yang juga menjadi narasumber diskusi. Menurut Sutrisno, banyak masalah mendasar yang belum tuntas diselesaikan di Kota Medan. Termasuk penanganan banjir. "Penataan sungai itu salah satu solusi banjir di Medan. Dari dulu ke dulu, masalah ini tak bisa terselesaikan," jelasnya.