Home Milenial Sengkarut Beasiswa Sawit

Sengkarut Beasiswa Sawit

Pekanbaru, gatra.net - Sepekan belakangan Andi Aziz bolak-balik mempelototi komputer di rumahnya di kawasan Simpang Pelita, Kubu Babussalam (Kuba), Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Riau.

Dari pagi, siang, hingga malam dia coba terus mengakses situs yang dia tuju. Mula-mula dia klik alpensi.id, lalu diklik pula pendaftaran SNBSI-2019 yang ada di header laman berbasis wordpress itu.

Hasil klikan tadi menggiring Andi Aziz ke link baru; https://pmb.akpy-stiper.ac.id. Segala kolom yang ada di link itu diisi. Setelah beres, ayah dua anak ini mengklik 'daftar sekarang'.

Tujuan lelaki 30 tahun ini cuma satu, melanjutkan pendaftaran lima anak-anak yang tersisa ke Seleksi Nasional Beasiswa Sawit Indonesia (SNBSI) 2019.

"Dari minggu lalu sampai malam ini, gagal terus. Ada 15 orang anak petani dan buruh tani kelapa sawit yang mau mendaftar beasiswa tadi. Mereka berasal dari SMK Sempena Kuba, SMA 1 Teluk Nilam Kuba dan SMA 1 Kubu. Dari 15 orang tadi, 10 orang sudah berhasil mendaftar, sisanya ini yang belum juga," cerita Sekretaris Dewan Pimpinan Unit (DPU) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kubu-Kuba ini kepada gatra.net, Selasa (2/7) malam.

Andi mengaku sudah coba hubungi panitia SNBSI tentang ngadatnya situs pendaftaran itu. "Jawaban panitia sedang diperbaiki, sedang diskusi. Masa sudah satu minggu enggak bisa juga," rutuk Andi.

Lantaran masih ngadat terus, Andi coba telepon lagi. Jawaban panitia,"Kemungkinan pendaftaran akan kami perpanjang, Pak," Andi tidak tahu siapa nama panitia itu,"Wong cuma nomor kontak saja yang ada di web," tambahnya.

Di kantor DPW Apkasindo Riau Selasa (2/7), dua orang perempuan sengaja datang untuk mempertanyakan kenapa mereka tak bisa juga mengupload berkas yang disyaratkan panitia. "Selalu gagal terus, Pak," katanya.

Keluhan yang sama juga datang dari Indragiri Hilir (Inhil), Riau. Ketua Bidang Pendidikan dan Sumber Daya Manusia (SDM) DPD Apkasindo Inhil mengeluhkan kalau ada lima orang anak-anak datang ke rumahnya mengadu lantaran tidak bisa mendaftar.

Ini tahun kedua pendaftaran SNBSI secara online. Asosiasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Sawit Indonesia (Alpensi) muncul sebagai pihak ketiga beasiswa yang dibiayai oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit itu. Alpensi mendirikan situs bernama alpensi.id tadi.

Alpensilah sebagai pintu masuk pendaftaran untuk lima perguruan tinggi yang dipercaya oleh BPDPKS untuk mendidik anak-anak petani dan buruh tani sawit tadi.

Ada AKPY-Stiper Yogyakarta, Politeknik LPP Yogyakarta, Politeknik CWE Bekasi, STipap Medan dan Politeknik Kampar.

"Sebenarnya bukan cuma pendaftaran yang ngadat ini yang jadi persoalan, tapi juga orang-orang yang mendaftar. Sebab setelah kita perhatikan, kuat dugaan yang mendaftar itu banyak yang bukan anak petani dan buruh tani kelapa sawit," ujar Andi.

"Saya bukan mau mengkoreksi terlalu jauh, tapi setahu saya beasiswa ini kan khusus untuk anak-anak petani dan buruh tani sawit. Pertanyaannya, apakah semuanya anak-anak petani? Kalau surat keterangan dari desa, siapapun bisa bikin lho," kata Andi.

Wakil Ketua Bidang Pengembangan SDM dan Pendidikan DPP Apkasindo, Sunyoto mengatakan, kisruh pendaftaran online dan status mereka yang mendaftar sudah jadi persoalan sejak tahun lalu.

Gara-gara itu pula dia sampai mendatangi Stiper Yogyakarta untuk mempertanyakan itu habis lebaran lalu. "Namun jawaban Stiper adalah bahwa semua sudah diatur oleh BPDPKS. Mulai dari penerimaan secara online hingga siapa yang jadi tim penguji," cerita Sunyoto kepada gatra.net Selasa (2/7).

Bagi Sunyoto, upaya dia sampai mendatangi Stiper tadi bukan bermaksud latah supaya Apkasindo dilibatkan dalam rekrutmen mahasiswa sawit tadi.

"Kami hanya ingin memastikan bahwa program beasiswa ini benar dinikmati oleh anak-anak petani dan buruh tani. Bukan oleh pihak lain. Sebab dimana saja orang bisa buka internet, tapi anak-anak petani dan buruh tani enggak bisa dimana saja buka internet. Sebab masih sangat banyak daerah di negara ini yang belum terjangkau akses internet," katanya.

Apkasindo sangat paham soal petani dan buruh tani kata Sunyoto lantaran organisasi bentukan mantan Dirjenbun Prof. Agus Pakpahan ini ada di 22 provinsi dan 116 DPD kabupaten/kota di Indonesia.

"Masing-masing DPD punya DPU setingkat kecamatan. Jadi Apkasindo itu ada hingga di kecamatan. Itulah makanya saya bilang, Apkasindo sangat paham soal petani dan buruh tani itu," ujarnya.

Meski dua tahun belakangan Apkasindo sudah tidak dilibatkan lagi oleh BPDPKS kata Sunyoto, toh Apkasindo sendiri masih tetap jadi sasaran para petani dan buruh tani.

"Sebab apa-apa mereka selalu bertanya ke Apkasindo. Dua tahun lalu Apkasindo masih dilibatkan, menjaring dan memberi rekomendasi, tapi setelah itu enggak lagi," kata Sunyoto.

Meski begitu kata Sunyoto, Apkasindo tetap berusaha membantu BPDPKS untuk memastikan kebenaran status anak-anak yang mendaftar tadi.

"Lagi-lagi kami bukan ngotot supaya dilibatkan, minimal menjaring anak petani dan buruh tani biar program ini lebih sukses. Tapi kalau ada lembaga lain yang bisa menggantikan, silahkan. Yang penting program ini sukses, itu saja intinya," tegas Sunyoto.

Hingga berita ini dirilis, Sekjen Alpensi yang juga Pembantu Rektor 1 Stiper, Gunawan, belum juga merespon pertanyaan gatra.net terkait ngadatnya web pendaftaran tadi.


Abdul Aziz

 

969