
Solo, gatra.net - Istri Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam X tertarik membatik. Ia ingin melestarikan dan mengenalkan batik sebagai warisan leluhur.
Saat ditemui di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, pada Senin (1/7), GKBRAA Paku Alam X menjelaskan kecintaannya membatik muncul saat dirinya masih menjadi mantu dalem atau menantu raja Kadipaten Paku Alam di Yogyakarta sebelum kini suaminya bertakhta. Permaisuri terdahulu memang menyukai kegiatan membatik di dalam istana Paku Alam, tapi saat itu tidak intens.
"Saya merasa batik adalah passion saya. Makanya saya membatik di istana Paku Alam," ucapnya.
Di istana Paku Alam bahkan ada tim khusus yang membatik menggunakan metode tradisional. Tak hanya digunakan sendiri, batik dari Paku Alam juga diperjualbelikan.
"Selain itu saat ada tari-tarian di Paku Alam, kami menggunakan batikan sendiri. Tiap tahun kami juga menyediakan batik bagi abdi dalem yang jumlahnya 500-an orang. Biasanya kami berikan seperangkat pakaian," ucapnya.
Saat ini GKBRAA Pakualam X tengah menyelesaikan pembatikan mengenai pepadan atau daur kehidupan. "Pepadan ini kalau dalam tembang macapat seperti Maskumambang hingga Pocung," ucapnya.
Selain itu motif batik diambil dari berbagai macam motif di naskah kuno. Motif dari naskah kuno ini ditentukan bukan secara sembarangan.
"Kami meminta izin terlebih dahulu pada leluhur jika ingin menggunakan motif naskah kuno. Sebab tidak bisa asal karena motif ini usianya sudah ratusan tahun. Lagi pula tidak semua motif, hanya motif yang bagus saja," ujarnya.