
Sleman, gatra.net - Di tengah penolakan produk olahan minyak kelapa sawit oleh negara-megara Uni Eropa, Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia (EAEU) mengatakan kawasan ini layak dijajal sebagai pasar baru.
"Soal produk turunan minyak kelapa sawit, negara-negara yang tergabung di EAEU tidak mempermasalahkan. Bahkan eksport produk ini meningkat sepanjang tahun," katanya M Wahid Supriyadi kepada gatra.net di Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) UGM, Jumat (28/6).
Dubes Wahid hadir di UGM sebagai pemateri utama dalam dalam kuliah umum 'Peluang Ekspor Indonesia ke EAEU dan Rusia'.
Baca Juga: Peluang Ekspor Produk Halal Indonesia ke Rusia Amat Besar
Menurutnya, permintaan produk olahan minyak kelapa sawit Indonesia meningkat karena konsumen Rusia dan negara-negara federasinya tidak terlalu mempersoalkan dampak kesehatan sawit seperti negara-negara Uni Eropa.
"Bahkan ada salah satu dokter terkenal di Rusia yang menyarankan penggunaan olahan minyak kelapa sawit karena tingkat bahaya kesehatannya lebih rendah dibandingkan produk olahan keju," terangnya.
Baca Juga: Minyak Kelapa Sawit Jadi Prioritas Ekspor di Tengah Perang Dagang
Saat ini baru satu perusahaan dari Surabaya yang mengirim produk olahan sawit ke Rusia dengan jumlah 1000 kontainer per tahun. Padahal jika dicermati lebih jauh, kata Wahid, EAEU bisa menjadi pasar pengganti negara-negara Eropa Barat karena punya peluang lebih besar dari sisi penduduk dan wilayah.
"Sebagai mediator kedua negara, saya akan mendorong lebih banyak komunitas industri untuk hadir dalam bisnis forum yang digelar negara-negara EAEU," ungkapnya.