Home Nasional Unggah Cerita Dongkrak Citra

Unggah Cerita Dongkrak Citra

GATRAreview.com - Zaman terus berubah. Dalam menjalankan tugasnya, polisi menyesuaikan diri dengan tantangan di lapangan. Saat ini, muncul kalangan milenial yang memiliki gaya hidup sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, termasuk dalam berkendara. Kelompok milenial ini memiliki rentang umur antara 20 sampai dengan 34 tahun. Menurut Proyeksi Penduduk Indonesia dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah mereka mencapai 23,95 persen dari total populasi Indonesia pada 2018. Pada 2018, BPS memproyeksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 265 juta jiwa. Artinya jumlah kaum milenial sekitar 63,5 juta jiwa. Sebagai kaum muda, mereka aktif melakukan perjalanan termasuk dengan mengendarai mobil atau sepeda motor. Karena itu tidak heran jika angka kecelakaan cukup tinggi terjadi di kalangan milenial tersebut. 

Data pada 2017-2018 pada Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, menyatakan 55 persen korban kecelakaan adalah kalangan milenial.Menghadapi perubahan zaman ini, polisi tidak bisa menggunakan cara-cara lama dalam menjalankan kampanye tertib lalu lintas. Program ceramah dan pidato tak bisa dipakai lagi saat berkomunikasi dengan kaum milenial. Polisi menyesuaikan diri dengan memanfaatkan teknologi informasi ketika hendak menyampaikan pesan kepada kalangan muda ini.Para personel polisi menggunakan media sosial untuk berkampanye tentang ketertiban berlalu lintas. Salah satu kegiatan yang melibatkan kalangan milenial ini adalah acara Millennial Road Safety Festival2019 yang berlangsung Februari hingga Maret 2019. Acara tersebut digelar untuk mengkampanyekan keselamatan berlalu lintas khususnya kepada para generasi milenial, dengan konsep berkendara tertib dan aman. Acara ini dilaksanakan di seluruh daerah dengan melibatkan ribuan kalangan milenial.

Millennial Road Safety Festivaldigelar pada 2 Februari 2019 hingga 31 Maret 2019. Kegiatan rutin digelar setiap pekan. Jenis kegiatan yang digelar antara lain lomba menggambar, melukis dinding, fun rally, dan safety riding. Rangkaian kegiatan tersebut dipublikasikan lewat media sosial.Ada pula program pembuatan SIM milenial. Tujuannya agar anak muda mau membuat SIM dan dilatih berkendara secara benar sehingga mengurangi risiko kecelakaan. Acara ini berlangsung di berbagai daerah dengan cara mengajak anak muda di atas 17 tahun untuk membuat SIM. Salah satu prestasi menonjol, Polda Kepulauan Riau (Kepri) memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam hal pelayanan perpanjangan SIM di hari libur. Sekitar seribu SIM diterbitkan dalam waktu satu hari. Rekor MURI ini diberikan kepada Kapolda Kepulauan Riau Irjen Pol Andap Budhi Revianto sebagai penggagas pemecahan rekor tersebut. Penghargaan diserahkan langsung oleh Manajer MURI Indonesia Ridho Al Amin.

Acara Millenial Road Safety Festivalini akhirnya terhenti karena adanya pemilu April lalu. Ada indikasi sebagian pihak menumpangi Millennial Road Safety Festivalsebagai ajang kampanye. Habis pemilu, rencananya acara tersebut akan dilanjutkan. Perubahan Perilaku Berlalu LintasKampanye tertib lalu lintas kepada milenial menjadi perhatian serius mengingat adanya pergeseran perilaku berkendara di jalanan.

Data yang dihimpun Sub Direktorat Penegakan Hukum (Subdit Gakkum) Ditlantas Polda Metro Jaya, menyebutkan telah terjadi 5.400 kecelakaan pada Januari -November2018, naik 5 persen dibanding periode yang sama pada 2017.Sebanyak 529 orang meninggal akibat kecelakaan pada 2017. Sedangkan pada 2018 terdapat 524 korban jiwa. Korban luka berat ada 1.007 orang (2017) dan 804 orang (2018). Korban luka ringan meningkat dari 4.492 orang menjadi 5.237 orang.Kecelakaan sering terjadi karena pengendara mengantuk, lelah, capai, atau minum alkohol. Tapi belakangan, penggunaan gadget menjadi penyebab kecelakaan yang sering terjadi khususnya di kalangan milenial. Antara lain kecelakaan disebabkan oleh pengemudi menonton film, menonton video, menggunakan handphone, termasuk menggunakan GPS.

Sebuah survei yang dilakukan IDN Research Institute bekerjasama dengan Alvara Research Center menyatakan 45 persen junior milenial, yakni mereka yang berusia 20-27 tahun, mengakses internet. Mereka mengakses internet melalui desktop maupun ponsel selama 4-6 jam sehari. Sedangkan senior milenial, berusia 28-35 tahun, yang mengakses 4-6 jam sehari, jumlahnya sebanyak 49 persen. Survei dilakukan selama tiga minggu, yakni 20 Agustus-6 September 2018dan dilakukan terhadap 1.400 orang yang termasuk generasi milenial di 12 kota besar Indonesia. Sampel pada survei itu diambil secara random dari berbagai jenjang pendidikan, gender, status sosial, status ekonomi, dan profesi.Selain itu, ada sebanyak 13,4 persen senior milenial dan 6,5 persen junior milenial mengakses internet selama 7-10 jam sehari.

Bahkan junior milenial yang menghabiskan waktu lebih dari 11 jam untuk menggunakan internet mencapai 9,6 persen. Sedangkan senior milenial hanya 5,2 persen.Hasil survei ini menunjukkan, mayoritas milenial Indonesia sudah kecanduan internet. Sebanyak 79 persen milenial diketahui membuka ponsel 1 menit setelah bangun tidur. Survei itu juga memperlihatkan, ada sebanyak 79, 5 persen milenial melakukan updatestatus antara 2-5 kali sehari, bahkan 6-8 kali (52,5 persen).Kampanye MedsosPerubahan pada gaya hidup di kalangan milenial juga menuntut polisi untuk menyesuaikan diri. Kini, polisi melakukan kampanye tentang ketertiban berlalu lintas melalui media sosial khususnya lewat video. Hal ini sesuai dengan kebiasaan anak muda yang sering memelototi

Aksi Polisi di YouTube dan Instagram.

Polisi berkreasi dengan segala macam cara untuk menghasilkan video unik yang diunggah di YouTube maupun Instagram. Video yang diunggah juga disesuaikan dengan tren yang tengah viral di media sosial. Secara umum, imbauan soal tertib berkendara merupakan konsep yang paling sering dibuat parodi dalam tayangan video tersebut.Sebagai contoh, Satlantas Polres Bojonegoro, Jawa Timur membuat video tentang orang mabuk yang nekat mengendarai motor. Video yang diunggah 7 Mei lalu tersebut sudah ditonton lebih dari 14 ribu tayangan. Cukup lumayan untuk sebuah video sederhana tentang kampanye berkendara yang benar.Dalam video itu, orang yang mabuk itu akhirnya terguling. Setelah dikasih nasehat tentang bahaya mabuk saat berkendara, video diakhiri dengan komen kocak "Ingat mencium aspal itu sakit," kata pria berwajah kocak.

Berbagai video bisa dilihat di akun Instagram Polres Bojonegoro @Satlantaspolresbojonegoro. Kisah polisi muda menggunakan motor tua diunggah oleh Polres Purworejo @humasrespurworejo. Video itu ingin menunjukkan bahwa perjuangan polisi dalam bertugas cukup berat. Video tersebut juga diunggah di instagram @divisihumaspolri. Dalam video itu terlihat seorang petugas polisi mengendarai Honda C70 atau yang sering disebut sebagai motor pitung. Ini adalah motor buatan tahun 70-an. Motor tua itu tiba-tiba mogok. Polisi kemudian minta bantuan ke Google Voice Search. Tapi jawaban mesin google sering membuat polisi itu jengkel. "Motormu kurang perawatan juga kasih sayang. Sudah tiga tahun nggakpernah diservis. Dua bulan tidak pernah dicuci," kata Google Voice Search.

Polisi minta bantuan ke Google untuk mencari lokasi bengkel terdekat. "Duaratus meter lagi ada bengkel, tapi di sana nggakboleh ngutang," ujar Google Voice Search melanjutkan."Jabang bayi, tahu aja kalau aku nggakpunya duit," kata petugas polisi. Setelah berjalan sekian lama, ternyata polisi diarahkan ke tempat sampah rongsokan. "Ya inilah tempat yang pas buat motormu. Ha..ha..ha," kata Google Voice Search. Polisi kaget dan kontan melepas motornya hingga terguling sendiri.

Avenger Turun ke Jalan

Petugas Polisi Gresik, Jawa Timur menggunakan kostum Avengers saat berkampanye tentang cara mengendarai kendaraan secara aman. Video berdurasi 1 menit 49 detik itu menceritakan Avengers yang sedang berjuang melawan Thanos. Dalam kisah itu, Thanos terusmenghasut orang agar tidak tertib saat berkendara di jalanan. Dengan hasutan Thanos, banyak kecelakaan terjadi. Video menampilkan beberapa superhero Avengers seperti Iron Man, Spiderman dan Black Panther. Dua superhero terakhir, digambarkan baru saja mengalami kecelakaan di jalan raya karena tidak mengenakan helm dan melawan arus.

Masyarakat pun diingatkan agar tidak ngebutdan melanggar lalu lintas supaya bisa menghindari kecelakaan. Video ini terkait dengan kampanye Millenial Road Safety Festival(MRSF) yang memiliki sasaran para pengedar muda.Masih dari Polres Gresik, ada pula video lucu terkait pendaftaran anggota Polri. Video tersebut diawali kisah pemuda tersandung kendi kecil. Dari dalam kendi muncul asap disertai penampakan sosok jin. "Aku berisatu permintaan, monggo," ujar jin."Aku mau jadi polisi. Iso to?," jawab si pemuda."Oke," ujar jin.Pemuda itu menyangka akan langsung jadi polisi berkat bantuan jin. Ternyata tiba-tiba muncul anjing yang mengejar dia. Terpaksa pemuda berlari kencang. Pemuda itu tiba-tiba kecemplung di kolam dan terpaksa berenang. Lalu dia masuk ruangan dan harus mengerjakan soal.

Pesan yang ingin disampaikan video itu adalah untuk menjadi polisi tidak bisa menggunakan jalan pintas. Seseorang harus menjalani berbagai ujian sebelum diterima sebagai polisi.Masih banyak video polisi kocak.

Polres Gowa merombak syair "Sayur Kol" untuk kampanye anti hoax. Lagu itu dimulai dengan cuplikan kasus Ratna Sarumpaet tentang berita bohong. Kemudian isi lagunya juga menyebut kasus Ratna Sarumpaet tersebut. Tapi polisi Gowa mengubah syairnya menjadi kampanye anti hoax. Liriknya begini: Masih ingatkah engkau si Tante Ratna saat viral di media sosial yang ngakunya sudah dibogem mentah. Namun faktanya, hanyalah bohongan. Untung saja Pak Polisi bekerja menyadarkan kita semua. Diajaknya kita lebih waspada. Janganlah mudah sharing berita berita bohong berita bohong berita bohong Mari bersatu lawan berita hoax

Masih banyak video-video lain yang tak kalah unik. Polres Bogor mempunyai akun Instagram @TMCPolresbogor yang membuat parodi video horor. Antara lain video polisi bertemu kuntilanak.Satlantas Polres Baubau, Sulawesi Tenggara lewat akun Instagram @lantaspolresbaubau membuat video lucu soal gigi emas.Ide untuk membuat video lucu penuh pesan masih berlangsung. Penonton bisa menikmati kelucuan atau keunikan ceritanya, dan secara perlahan pesan positif dari polisi menyusup ke benak anak muda. Diharapkan dengan cara ini, citra polisi di mata milenial makin positif.

Reporter : Rihad Wiranto

5