

Jakarta, gatra.net - Rumah panggung bergaya Betawi berdiri tegak di kawasan Marunda, Jakarta Utara. Minggu pagi (23/6) rumah tersebut didatangi sekelompok orang berpakaian Pangsi (pakaian adat Betawi). Beberapa di antaranya membawa golok yang diselipkan di ikat pinggang. Ada pula yang membawa bedil Belanda.
Kedatangan mereka bukan untuk membuat keributan dengan warga sekitar. Kelompok yang menamakan diri "Bukan Bengkel Teater Kita (Bung Teki)" datang untuk menghibur pengunjung di kompleks Rumah Si Pitung.
Kelompok teater itu mementaskan lakon Si Jampang, seorang jawara yang terkenal dengan kesaktiannya. Kemasyhuran Si Jampang tak diragukan lagi. Jampang dikenal masyarakat Betawi sebagai pahlawan yang menolong rakyat miskin pada masa kolonial Belanda.
Jampang sebetulnya adalah seorang perampok. Ia merampok harta tuan tanah, bandar judi, saudagar tamak dan lainnya. Namun harta hasil rampokannya dibagikan kepada rakyat miskin. Sekilas kisah si Jampang mirip dengan cerita Robin Hood di Inggris. Maka tak jarang Jampang dijuluki "Robin Hood-nya Betawi".
Sutradara Kelompok Teater Bung Teki, Agus Marmo menuturkan lakon si Jampang punya latar sejarah yang menarik. Selain itu, banyak masyarakat yang belum mengetahui cerita si Jampang.
"Dari sisi sejarah sangat menarik ya. Ini juga jadi edukasi buat masyarakat yang belum tahu soal cerita si Jampang," katanya saat diwawancarai gatra.net, Minggu (23/6).
Pementasan kali ini menurut Agus tidak ada persiapan khusus. Sebab menurutnya para pemain sudah sering mementaskan lakon si Jampang. Ia pun mengatakan tak ada kesulitan dalam pementasan ini.
"Karena ini program reguler, persiapan tidak terlalu lama. Pemain pun sudah profesional sehingga terbiasa dengan akting. Jadi sekitar empat kali latihan, kami sudah siap pentas," jelasnya.
Ia menambahkan, Bung Teki banyak mementaskan kisah-kisah sejarah. Menurutnya, kisah sejarah punya tempat tersendiri di hati penonton.
"Kami banyak mementaskan rekonstruksi sejarah. Misalnya, kisah tentang Gubernur Jenderal Van de Fara, Jan Pieterszoon Coen, Persidangan di Masa Kolonial, Pembantaian Etnis Tionghoa 1740, Entong Gendut, Si Jampang, Si Pitung, Batavia Surganya Rempah-rempah, dan lainnya," Papar Agus.
Sementara itu, pemeran si Jampang, Ahmad Irvan (43) mengatakan Jampang merupakan sosok pemuda yang sangat berani. Jampang sangat peduli dengan rakyat kecil dan tertindas. Ia pun merasa nyaman memerankan tokoh si Jampang.
"Memerankan si Jampang menyenangkan bagi saya. Kebetulan saya juga asli Betawi, dan bisa silat juga. Jadi ya have fun saja. Tidak ada kesulitan memerankan Jampang," ujarnya.
Pementasan si Jampang berlangsung meriah. Penonton pun antusias menyaksikan pertunjukan tersebut. Sesekali penonton bersorak dan tepuk tangan saat tokoh Jampang mengalahkan musuhnya.
Pementasan si Jampang ini merupakan rangkaian acara dalam peringatan HUT DKI Jakarta ke-492 tahun. Pengunjung pun digratiskan biaya tiket masuk ke kompleks Rumah si Pitung.