Home Gaya Hidup Pengunjung Museum di Banyumas Terus Menurun

Pengunjung Museum di Banyumas Terus Menurun

Banyumas, gatra.net - Pengunjung museum milik Pemerintah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, terus menurun. Pada libur Lebaran tahun ini saja, Museum Jenderal Sudirman di kompleks Taman Rekreasi dan Hiburan (THR) Jenderal Soedirman hanya dikunjungi 1.364 orang wisatawan.

Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Saptono Supriyanto, mengatakan, meski telah menambah koleksi berupa dua  tank jenis AMX-13 dan 24 pucuk senjata ringan akhir tahun lalu, pengunjung museum di Kecamatan Karanglewas ini tetap menurun. Pada libur Lebaran tahun 2018 lalu, pengunjung berjumlah 1.728 orang.

"Ada penurunan signifikan. Tapi kami upayakan untuk menggenjot jumlah pengunjung sebelum akhir tahun," ujarnya, Sabtu (22/6).

Dia mengatakan, sepanjang tahun 2018 lalu, pengunjung THR Pangsar Soedirman hanya berjumlah 35.706 orang. Hingga libur Lebaran tahun ini, jumlah pengunjung masih berkisar 10.000 wisatawan. Nasib serupa  dialami Museum Wayang Sendang Mas. Museum yang berada di kompleks Kota Lama Banyumas ini hanya dikunjungi ratusan orang pada libur Lebaran.

Dari data Dinporabudpar Banyumas tahun 2018, museum ini hanya dikunjungi 6.142 orang. Bahkan, sejak  2013 hingga 2018 jumlah pengunjungnya tak mampu menembus angka 15.000 orang per tahun meski tiket masuknya cukup murah: Rp 2.000.

"Kalau koleksi dan pengelolaan museum menjadi tanggung jawabnya bidang kebudayaan. Kami hanya di lahan Taman Hiburan Rakyat. Untuk tahun depan, rencananya kami akan menambah wahana permainan anak untuk menarik minat pengunjung," katanya.

Pegiat komunitas Banjoemas History and Heritage Community, Jatmiko Wicaksono mengatakan, Museum Wayang yang berada di kawasan Pendopo Duplikat Si Panji Kota Lama Banyumas ini sebenarnya memiliki koleksi yang lengkap. Misalnya wayang gagrag banyumasan yang kerap dipakai dalang pada masa lalu hingga saat ini.

"Ada juga wayang gagrag Yogyakarta, wayang golek purwa, wayang golek Menak, wayang suluh, wayang beber, wayang kulit purwa, wayang krucil, wayang prajuritan, wayang kidang kencana, wayang krucil, gamelan slendro, calung, kaligrafi huruf Jawa, dan wayang suket," ujarnya.

Menurut dia, baik koleksi maupun bangunannya  belum dikelola dengan maksimal, contohnya dengan mengadakan pergelaran wayang yang melibatkan pengunjung. Minimnya aktivitas ini membuat pengunjung tidak tertarik. 

1574