


Sleman, gatra.net - Seni adalah luapan daya kreatif yang menghasilkan ekspresi beragam. Ekspresi itu dapat muncul dari pengalaman penjelajahan yang sungguhan dan virtual.
Seni sebagai ekspresi pengalaman itu muncul lewat pameran tunggal Munir Kahar bertajuk "Imaginary Voyage." Pameran ini berlangsung sejak tanggal 14 hingga 21 Juni di Studio Kalahan, Gamping, Sleman.
Munir Kahar memamerkan 25 karya yang diciptakan pada periode 1998 hingga 2018. Hampir seluruh karyanya dibuat di Amerika Serikat.
Seniman asal Malang ini sempat mengenyam pendidikan di Akademi Seni Rupa Indonesia dan tinggal di Amerika Serikat sejak 2001. Pameran ini sekaligus menandai kepulangan Munir ke Indonesia setelah lama menetap di Amerika Serikat.
"Sekaligus ingin memperkenalkan diri ke seniman di Indonesia," ujar Munir kepada gatra.net kala ditemui di pamerannya, Rabu (19/6).
Salah satu karya berjudul 'Jungle of the Street' adalah karya awal Munir di Amerika Serikat. Munir menuturkan, lukisan ini tercipta lewat pengalamannya menanti bus di halte. Saat itu, ia diusik orang-orang yang lewat dan menawarinya beragam hal, dari obat hingga perempuan.
Baca Juga: Dari Voltus sampai Daft Punk, Milenial De Britto Reka Ulang Era 80-90an
Pengalaman itu digambarkan Munir lewat figur-figur surealis dalam warna hitam putih. Figur tersebut tampak menonjolkan raut yang keji dan usil.
Menurut Munir, proses kreatifnya tidak melulu diawali dari sebuah konsep. Terkadang ia hanya menggores suatu alur secara acak di medium seninya. "Tema muncul justru di pertengahan proses menggores itu," ujar Munir.
Tidak heran figur-figur ganjil pun mencuat dalam berbagai karya Munir. Lukisan-lukisan Munir seakan menjadi laporan perjalanan Munir ke dunia imajiner.
Dalam catatan kuratorial, penulis Faisal Kamandobat berpendapat, karya Munir menunjukan nuansa liris yang lembut pada figur-figurnya. Selain itu, pameran ini bagai epos petualangan yang layak untuk direnungkan.
Menurut Faisal, karya Munir mencuatkan dimensi bawah sadar manusia. "Gagasan-gagasannya bicara secara simbolik dan metaforik," ujar Faisal.