
Washington D.C, gatra.net - Menghadapi tantangan besar di Teluk Persia, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dalam sebuah wawancara dengan TIME pada Senin malam (17/6), ia mungkin akan mengambil tindakan militer untuk mencegah Iran dari mendapatkan senjata nuklir, akan tetapi dia meragukan akan menyatakan perang kalau dalam persoalan melindungi pasokan minyak internasional.
"Saya pasti akan berniat kalau soal permasalahan senjata nuklir, kalau untuk alasan lain saya masih akan mempertanyakannya," jawab Trump ketika ia ditanya langkah apa yang akan membawanya untuk mempertimbangkan peperangan dengan Iran.
Hanya beberapa jam sebelumnya, pihak Iran mengumumkan eskalasi program nuklirnya, dengan mengatakan bahwa dalam 10 hari Iran akan melanggar batas persediaan uranium olahan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan nuklir 2015 oleh para kekuatan dunia termasuk AS.
Pekan lalu, para pejabat AS menyalahkan Iran atas serangan terhadap kapal tanker minyak Norwegia dan Jepang di Teluk Oman. Trump menjelaskan, serangan itu dan beberapa serangan lain baru-baru ini buktinya sangatlah terbatas yang berkaitan dengan Pemerintah Iran. "Sejauh ini, kami melihat keterlibatan Iran sangat kecil," kata Trump kepada TIME.com.
Pada saat yang bersamaan Plt. Menteri Pertahanan AS, Patrick Shanahan, mengumumkan pihaknya telah memberi otorisasi kepada sekitar 1.000 pasukan tambahan untuk "sebuah misi pertahanan" di wilayah dekat Teluk Persia.
"Serangan Iran baru-baru ini memvalidasi informasi yang didapat oleh intelijen kami atas perilaku berbahaya dari pasukan Iran dan kelompok-kelompok proksi mereka yang mengancam personel dan kepentingan AS di seluruh kawasan Teluk Persia," kata Shanahan.