
Jakarta, gatra.net– Ketua Komisi IV DPR-RI, Edhy Prabowo dari Fraksi Partai Gerindra, mengungkapkan menilai pembagian alat tanam dan panen belum merata di beberapa daerah. “Sudah kita bagi alat tanamnya, juga harus seimbang alat panennya,” ia menegaskan dalam Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR-RI di Gedung DPR-RI, Jakarta, Senin (17/6).
Dalam hal ini, Edhy menekankan pentingnya integrasi mekanisasi pertanian ke seluruh Indonesia. Ia menyarankan adanya perbaikan dalam mekanisme pembagian realisasi optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian (Alsintan).
Adapun Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, Daniel Johan mengungkapkan temuannya bahwa bantuan alsintan seringkali hanya dinikmati oleh para pengurus kelompok tani. Sementara para anggotanya tidak merasakan manfaatnya.
“Kalau penerimanya kemarin banyak. Sekarang kita dorong untuk fokus kepada beberapa kelompok. Kita akan dukung penuh agar menjadi produk unggulan,” jelasnya.
Namun Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman membantah hal tersebut. Sebaliknya, Ia mendorong kepada kelompok tani untuk tidak ragu memberi usulan untuk memohon bantuan alsintan dari pemerintah.
“Nggak ada permainan-permainan seperti yang dipikirkan karena sekarang yang lelang adalah LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah),” ungkapnya.
Lebih lanjut Amran menjelaskan bahwa realisasi optimalisasi pemanfaatan alsintan selama kurun waktu Januari-Mei sudah mencapai sebesar 1.379.388 hektar atau 69,19% dari total luas lahan sebesar 1.967.269 hektar.
Realisasi optimalisasi 69,19% ini terdiri dari traktor roda dua (TR-2) sebesar 67,33%, traktor roda empat (TR-4) sebesar 62,87%, mesin pengolahan lahan sebesar 65,77%, dan pompa air sebesar 118,58%,” ungkapnya.
Adapun Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan, Andi Nur Alamsyah menambahkan bahwa setelah pihaknya melakukan verifikasi langsung ke lapangan, memang ada temuan terjadinya keterlambatan realisasi. Hal ini terjadi meskipun sudah ada usulan dari Dinas Pertanian.
Andi mengakui petani masih banyak yang belum mendapat alsintan. “Level mekanisasi kita masih di angka 2,8%,” ujarnya.
Ia mengungkapkann beberapa alsintan seperti traktor roda empat dan ekskavator sudah dipasang Global Positioning System (GPS), namun jumlahnya masih kecil. “Kedepan mengedepankan kualitas alsintan daripada kuantitas,” tuturnya.