
Ambon, gatra.net - Akibat kontainer logistik dari Surabaya, Jawa Timur, tertunda pemberangkatannya ke wilayah timur Indonesia, karena Kapal Pelni memprioritaskan penumpang arus balik, pasokan kebutuhan pasar seperti bawang di Kota Ambon menjadi terhambat dan stoknya semakin menipis.
"Informasi yang kita dapatkan bahwa kapasitas yang biasanya digunakan untuk kontainer dialihkan untuk kapasitas penumpang yang lebih banyak. Sebab harga tiket yang masih tinggi, sehingga masyarakat lebih memilih menggunakan transportasi laut saat mudik kemarin," ujar Wa Mina, salah satu pedagang bawang di Pasar Tradisional Mardika Ambon, kepada gatra.net saat ditemui di Pasar Tradisional Mardika, Ambon, Kamis (13/6/2019).
Dia mengaku, stok bawang sudah menipis sejak menjelang Lebaran Idul Fitri. "Dari sebelum lebaran permintaan bawang sudah meningkat, namun stok barang semakin menipis akibat belum masuknya kontainer dari Surabaya sampai saat ini, " ujarnya
Menurut Mina, pasokan belum datang dan stok barang yang semakin menipis ini, membuat harga bawang masih tetap mahal hingga.
"Untuk satu kilogram bawang merah normalnya seharga Rp.35.000, bahkan bila sedang murah dan stoknya banyak, bisa turun menjadi Rp.20.000. Namun karena stok habis saat ini, harganya masih Rp.50.000 per kilogram," ungkapnya.
Begitu juga untuk komoditas bawang putih, lanjut Mina, harganya juga masih tetap tinggi. "Bawang putih per kilogram juga sama Rp.40.000, bahkan kadang naik menjadi Rp.50.000. Harga normalnya diharga Rp.30.000," sebutnya.
Mina memperkirakan, jadwal kontainer akan kembali normal pada pertengahan bulan Juni. "Semoga minggu depan jadwal kontainer sudah kembali normal," pungkasnya.