
Jakarta, gatra.net - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah memprediksikan bahwa kemacetan arus balik akan terjadi lebih tinggi dibandingkan arus mudik. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, hal ini disebabkan karena perbedaan rentang waktu pada arus mudik yang lebih lama dibandingkan dengan arus balik.
"Saya sudah bayangkan, waktu mudik berlangsung 7 hari, tapi saat arus balik hanya 3 hari. Ini menjadi penyebab menumpuknya kendaraan pada arus balik," ujarnya di Kemenhub, Jakarta, Senin (10/6).
Pihaknya juga telah menyarankan kepada pemudik yang akan melakukan perjalanan balik untuk tidak berangkat pada tanggal 9 Juni kemarin. Selain itu, ia telah mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan perjalanan balik dimulai sejak 7 Juni, sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan.
"Jadi gini ya, saya memang sudah menyarankan jangan tanggal 9. Prediksi saya tanggal 9 itu pasti bermasalah. Saya udah bayangkan," jelasnya.
Senada dengan Menhub, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setyadi juga menyampaikan hal yang sama. Menurutnya imbauan kepada masyarakat sudah disampaikan, tetapi masyarakat sendiri yang memilih untuk melakukan perjalanan balik pada tanggal 9 Juni.
"Sebetulnya masyarakat itu kita arahkan jangan pulang tadi malam atau kemarin (9 Juni), kita harapkan pulang tanggal 7, tapi kemudian itu kan terkait dengan manajemen waktu, pilihan mereka, mereka banyak memilih tanggal 9," jelasnya.
Ia mengatakan bahwa tanggal 9 Juni kemarin merupakan waktu puncak arus balik. Di mana terdapat 105 ribu kendaraan yang keluar dari berbagai kota menuju ke arah Jakarta.
"Begitu sampai di Jakarta, semuanya numpuk. Tadi pagi (10 Juni) itu masih banyak antreannya. Persoalan sebenarnya adalah kalau saya perhatikan memang di masyarakat itu sendiri banyak. Karena memang sudah lelah, istirahatnya di bahu jalan," ujarnya.