
Jakarta, gatra.net - Demi memperbaiki defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani memberikan 2 usulan.
"Mengurangi CAD kita itu bisa dari dua komponen, satu dari pariwisata, satu lagi dari remittance. Kita ningkatin dari remittance kita, dari TKI," ujar Rosan ketika dijumpai di kediamannya, Jalan Kemang Timur Raya, Jakarta, Kamis (6/6).
Indonesia memiliki TKI sekitar 3-4 juta orang. Jumlah ini, menurut Rosan, sama dengan tenaga kerja dari Filipina. Hanya saja pengiriman uang dari luar negeri ke dalam negeri alias remittance yang didapatkan dari TKI hanya US$10 miliar.
Sedangkan remittance yang didapatkan pemerintah Filipina dari tenaga kerja mereka bisa mencapai US$ 30 miliar.
"Kenapa bisa begitu? Kuncinya di kemampuan tenaga kerja tersebut. Filipina tenaga kerjanya memiliki keahlian berbahasa. Jadi kalau saya lihatnya, kalau kita bisa tingkatkan kemampuan TKI, kita bisa melalui vokasi, maka pendapatan mereka bisa lebih tinggi, remittance yang dikirim ke negara juga otomatis bisa lebih tinggi," jelas Rosan.
Dengan begitu, menurut perhitungannya, paling tidak bisa menutup setengah dari defisit transaksi berjalan tersebut.
"Karena kita nih CAD minus US$ 30 miliar, kalau itu bisa ditutup setengah saja dari remitance kan bisa bantu CAD kita nih. Remitance ditingkatkan dengan pendidikan vokasi," tuturnya.
Upaya kedua yakni melalui pariwisata yang menurutnya mutlak untuk digenjot. "Makanya saya setuju kalau pesawat itu juga dibuka (untuk asing), karena memang pariwisata kita perlu tumbuh kok," ujar pemilik Recapital tersebut.
"Dua ini quick win. Memang ada ekspor dan investasi katanya bisa tutup (defisit) juga, tapi itu kan lama, kalau dua ini yang menurut saya bisa cepat (efeknya). Vokasi kita tingkatin, bahasa saja sama kemampuan sedikit lah untuk TKI kita," tutup Rosan.