
New York, gatra.net – Alam selalu memiliki efek yang menenangkan manusia, hampir sama dengan narkotika. Hal tersebut memunculkan gerakan yang disebut "terapi hutan" yang mencakup terapi taman, terapi hortikultura, terapi Kneipp (bentuk hidroterapi) dan lautan. Semua gerakan kecil ini terhubung satu sama lain dengan kembali ke alam.
Para praktisi menggambarkan, terapi hutan dapat menjadi alternatif yang bertujuan meningkatkan kesehatan mental atau fisik seseorang. Terapi hutan berfokus membantu menenangkan saraf dan mengembalikan rasa kesejahteraan mental.
"Ada banyak kegiatan penyembuhan yang dapat digabungkan dengan berjalan-jalan di hutan atau area alami lainnya," kata Asosiasi Panduan dan Program Terapi Alam dan Hutan (ANFT) yang melatih siswa untuk menjadi terapis hutan bersertifikat seperti dilansir dari Medical Daily.
Praktisi bersikeras terapi hutan memiliki akar dalam sains. Mereka merujuk pada puluhan makalah penelitian yang mendokumentasikan kekuatan penyembuhan dari suatu kegiatan sesederhana berjalan-jalan di hutan. Terapi tersebut tampaknya juga mengurangi stres secara signifikan yang menjadi penyebab sejumlah penyakit.
"Tingkat hormon stres kortisol menurun pada subjek uji setelah berjalan-jalan di hutan, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol subjek yang terlibat dalam berjalan dalam pengaturan laboratorium," jelas ANFT.
Menurut mereka, terapi hutan meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis yang mendorong istirahat, menghemat energi dan memperlambat detak jantung sambil meningkatkan aktivitas usus serta kelenjar di dalam tubuh.
Penelitian lain juga menunjukkan, terapi hutan memungkinkan seseorang untuk bertaruh lebih baik dalam pemecahan masalah secara kreatif setelah menghabiskan waktu di hutan belantara.