Jakarta, gatra.net – Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah berusaha menyatukan kembali masyarakat Indonesia pascademo 22 Mei melalui pembagian takjil untuk buka puasa pada Rabu (29/5).  Takjil itu dibagikan  kepada pasukan polisi, TNI serta masyarakat di sekitar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Komisi Pemilihan Umum (KPU), Monumen Nasional (Monas), dan Bundaran HI.

“Ada 3.000 kotak makanan yang kami bagikan di empat titik. Di Bawaslu ada 1.200 kotak, Monas 800 kotak, KPU 500 kotak, dan di Bundaran HI ada 500 kotak juga. Semuanya untuk pasukan polisi dan TNI yang berjaga di sana, juga untuk masyarakat sekitar,” Ujar Sunanto, Ketua Umum PP Muhammadiyah, atau yang kerap disapa Cak Nanto itu.

Dengan membagikan makanan takjil, PP Muhammadiyah berharap agar masyarakat Indonesia dapat mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa yang telah lama terbangun.

Tidak hanya itu, mereka juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak terpancing dengan berita-berita hoaks. Terutama tetap percaya pada mekanisme hukum di Indonesia. Bagi Cak Nanto, konflik yang terjadi membuat Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tertinggal jauh dari negara lain. 

 “Kita sekarang dihadapkan oleh perpecahan. Kemungkinan kita juga akan semakin tertinggal. Diam saja kita sudah tertinggal, apalagi dengan adanya kerusuhan,” tambahnya.

Sementara itu, saat pembagian takjil, Cak Nanto didampingi oleh Sekretaris Jenderal Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla; Bendahara Umum, Zaedi Bashiturrozak; Ketua Umum HAM dan Advokasi, Razikin; Ketua Seni-Budaya, Olahraga dan Pariwisata, Rachmatulloh; dan masih banyak lagi anggota PP Muhammadiyah lainnya.