Home Ekonomi Strategi Tanam Bibit Lokal Diyakini Mampu Hentikan Impor Bawang Putih

Strategi Tanam Bibit Lokal Diyakini Mampu Hentikan Impor Bawang Putih

Jakarta, gatra.net - Pemerintah bakal membatasi impor bawang putih pada 2021. Sekretaris Tim Pelaksana MoU Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Iman Khairuman mengatakan, pada tahun tersebut rencananya swasembada bawang putih bakal digencarkan.

Keputusan itu menyusul setelah bertahun-tahun Indonesia mengandalkan impor bawang putih dari Cina mencapai 95%. Namun, Iman menjelaskan, satu sisi tujuan impor itu untuk menstabilkan harga.

"Harga bawang sekarang kan masih tinggi, Rp45 ribu. Kita jual Rp28 ribu. Kita juga ada program peduli, kita jual harganya di bawah pasar," jelas Iman saat ditemui di sela-sela bazar bawang putih di Pasar Santa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (29/5).

Langkah pembatasan impor ini bakal dimulai dengan melakukan pembibitan atau penanaman bawang putih lokal. Pembibitan sendiri didapatkan dari hasil Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH). Diketahui, Kementerian Pertanian meminta importir yang ingin mengajukan impor bawang putih harus melakukan penanaman sedikitnya 5% dari total kuota yang diajukan.

"Syarat RIPH itu harus melakukan penanaman 5% dari total kuota yang diajukan dibagi 6 ton. Jadi kalau kita mau mengajukan 10 ribu ton impor, itu sekitar 83 hektar harus kita tanam. Harus sampai tuntas," tegas Iman.

Iman menambahkan, hanya daerah tertentu yang bisa ditanamkan bibit bawang putih, seperti berada di ketinggian minimal 800 meter di atas permukaan air laut.

"Jadi cocoknya di daerah Jawa Tengah, seperti Karanganyar, Batang, Tawang Mangu, kemudian Sembalun di NTB, di Sumatera di Prasagi. Tidak semua daerah cocok," papar Iman.

Selain minimalisir laju impor, tujuan dari swasembada bawang putih adalah untuk mengedukasi masyarakat. Iman ingin seluruh pihak meyakinkan masyarakat bahwa kualitas produk lokal berbeda jauh dari produk impor, terlebih dari aroma dan rasanya.

Lebih lanjut Iman berharap, penerapan rencana itu tak hanya dieksekusi di tataran kebijakan saja, namun juga di sistem pertaniannya.

Menurutnya, harus ada sistem pertanian baru yang mampu membantu petani agar bisa meningkatkan produktivitas bawang putih lokal.

"Kita lagi terapkan di petani, sistem pertanian yang semi modern untuk mendapatkan hasil yang lebih. Karena hasil yang sekarang kan cuma enam ton per hektar, yang basah, kalau keringnya tiga-empat ton per hektar," tandasnya.

87