Jakarta, gatra.net - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyayangkan sikap kubu Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno yang belum mau untuk bertemu dengan pasangan Joko Widodo dan Maruf Amin. Sikap kubu Kertanegara yang masih menolak bertemu dengan lawan politiknya saat ini membuat suasana politik Indonesia tak kunjung reda pascapemilu 2019.

"Sangat disayangkan pernyataan seorang Koordinator Juru Bicara (Dahnil Anzar Simanjuntak) yang mengatakan kalau bapak Jokowi ingin bertemu pak Prabowo maka akan diterima Andre Rosiade atau Arif Puyono. Pernyataan itu saya rasa provokatif dan tidak mengandung niat baik," kata Sekertaris Jendral (Sekjen) PSI, Raja Juli Antoni Raja Juli di Kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, Selasa (28/5).

Padahal menurutnya, pertemuan kedua tokoh bangsa tersebut akan memperpanjang tradisi silaturahmi di Indonesia. Apalagi, pertemuan kedua tokoh tersebut dirasa penting untuk mendinginkan suasana politik dibeberapa hari terakhir.

"Sesuai tradisi Indonesia, harusnya kedua pasang calon disegerakan bertemu. Pertemuan fisik seperti bersalaman itu saja sudah bisa mendinginkan suasana. Karena para pendukungnya pasti mengikuti sikap dari tokoh yang dia dukung, itu sangat penting untuk pendukung akar rumput, " Ujar Raja Juli.

Lebih lanjut, Raja Juli juga mengapresiasi pertemuan yang dilakukan oleh Jusuf Kalla (JK) dan Prabowo Subianto beberapa hari lalu. Ia mengatakan pertemuan itu menjadi langkah penting. Sebab, sosok JK merupakan tokoh bangsa yang disegani dan punya posisi penting di Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf, yaitu sebagai dewan pembina.

Raja Juli berpendapat pertemuan JK dan Prabowo akan membawa dampak positif bagi kondisi politik saat ini. Ia juga menyarankan agar silaturahmi antara Jokowi dan Prabowo harus dilaksanakan dengan segera.

"Lebih cepat lebih baik," Kata Raja Juli.