
Brusells, gatra.net - Uni Eropa menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu) yang untuk pertama kalinya partisipasinya capai 50%. Pemilu dibuka pada jam 7 pagi di Polandia dan akhirnya akan ditutup pada jam 11 malam di Italia. Tujuh negara telah memilih, dengan 21 negara bergabung pada hari Minggu (26/5).
Diwartakan oleh Reuters, sekitar setengah dari pemilih yang memenuhi syarat memberikan suara mereka dalam pemilihan Eropa, partisipasi ini meningkat pertama kalinya sejak empat dekade pemungutan suara di seluruh benua tersebut.
Meningkatnya antusiasme dilihat oleh beberapa pengamat sebagai respon terhadap tantangan dari perubahan iklim hingga kebangkitan partai-partai yang anti pada UE.
Untuk partisipasi pemilih 27 dari 28 negara Uni Eropa - semua kecuali Inggris - perkiraannya mencapai 51%, kata seorang pejabat Parlemen Eropa.
Tingkat partisipasi dalam pemilihan Eropa terakhir pada tahun 2014 mencapai titik terendah bersejarah di bawah 43%. Sebelumnya, pemungutan suara pertama pada tahun 1979 - ketika Uni Eropa hanya sembilan negara - diikuti 62% pemilih.
Lima tahun lalu, lebih dari 80% pemilih memberikan suara mereka di Belgia dan Luksemburg, di mana pemungutan suara wajib, sementara hanya 13% yang ikut serta dalam pemilihan di bekas komunis Slovakia, meujuk pada Parlemen Eropa.
Jumlah pemilih di Polandia tercatat adalah 32,51%, dua kali lipat angka 2014, menurut komisi pemilihan negara. Sementara di Spanyol pemilih berjumlah hampir 50% , naik dari 34% pada 2014.
Partai Hijau Jerman menggandakan bagiannya dari pemungutan suara Minggu, melompat ke tempat kedua di belakang konservatif Kanselir Angela Merkel dan di atas partai kiri tengah, Demokrat Sosial. Partai hijau Prancis juga mengalami lonjakan dukungan.
Bas Eickhout, seorang anggota Parlemen Belanda dari Parlemen Eropa yang berasal dari partai Hijau, menghubungkan jumlah pemilih yang tinggi dengan sebuah mobilisasi terhadap tantangan yang semakin besar dari pihak-pihak yang tidak suka dengan keberadaan UE.
"Kali ini sangat jelas bahwa pemilihan ini sangat penting bagi Eropa, banyak pergerakan di partai-partai beraliran kanan dan menunjukkan bahwa kami (partai kanan) akan memecah Uni Eropa," kata Eickhout.
"Hal ini kemudian memunculkan tindakan balasan, terlihat dari banyaknya pemilih progresif yang muncul dan mengatakan bahwa kami tidak akan membiarkan (perpecahan) itu terjadi," katanya. Namun, gambaran itu beragam, ketika Front Nasional sayap kanan muncul pertama kali di Prancis, menurut jajak pendapat.
Menjelang pemungutan suara, perusahaan-perusahaan terbesar di Eropa mengimbau karyawannya untuk memilih, dari Volkswagen membentangkan spanduk besar di markas besarnya di Lufthansa membawa slogan "SayYesToEurope" di badan pesawat Airbus A320 hingga perusahaan penyewaan skuter, Lime yang menawarkan skuter gratis ke tempat pemungutan suara.
Kelompok lobi 'BusinessEurope' menyambut baik jumlah pemilih yang tinggi ini. “(Pemilu) Eropa penting bagi orang Eropa, kami telah menyaksikan proses demokrasi Eropa sedang berjalan. Kita perlu mempertahankan tempat kita di dunia, pada saat Uni Eropa menghadapi tantangan besar. Dunia tidak menunggu kita, ”kata petinggi kelompok tersebut, Markus J. Beyrer.