
Ratto Dero, gatra.net- Sejumlah orang tua cemas dan membawa anak-anak mereka ke dokter karena mengalami demam tinggi yang tak kunjung turun. Keluhan yang terjadi di kota kecil selatan Pakistan, Ratto Dero itu terjadi sejak Februari lalu.
Bingung dengan kondisi itu, Dr. Imran Aarbani pun mengambil sampel darah anak-anak tersebut untuk melakukan sejummlah tes. Hasilnya, anak-anak tersebut positif telah terinfeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus), tanpa ada alasan yang pasti.
"Pada 24 April, 15 anak dinyatakan positif, meskipun tidak ada orang tua mereka yang membawa virus itu," ujarnya kepada BBC dikutip Rabu (22/5).
Dalam sepekan terakhir, lebih dari 607 orang terdiagnosa HIV, sebanyak 75% diantaranya berasal dari anak-anak. Dokter di kamp rumah sakit Ratto Dero telah menguji lebih dari 18.418 orang sejak 25 April. Dari 607 penderita HIV, tiga perempat dari mereka merupakan anak-anak antara usia satu bulan dan 15 tahun.
Temuan ini mengemuka setelah munculnya rumor yang membuat banyak keluarga bergegas ke kamp khusus yang didirikan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sindh.
Wabah serupa pernah terjadi pada 2016 lalu, dimana Program Kontrol Sindh Aids (SACP) menyebutkan ada 1.521 orang positif HIV. Sebagian besar yang terinfeksi adalah laki-laki, dimana disinyalir penyebaran penularan virus terjadi melalui pekerja seks dan sebagian waria.
Sebagai informasi, seorang spesialis anak setempat, Dr. Muzaffar Ghangro telah ditangkap atas tuduhan menyebarkan AIDS melalui jarum suntik. Namun ia membantah dan meyakini mereka bukan pasiennya.
Kepala Operasional SACP di Larkana, Dr. Asad Memon meyakini hal tersebut ada kaitan meski tidak secara langsung. "Saya pikir virus (Aids) dibawa oleh anggota kelompok berisiko tinggi (waria dan pekerja seks perempuan) dan kemudian lalai praktik oleh dukun setempat yang menyebabkannya infeksi terhadap pasien lain," katanya.
Di daerah pedesaan, orang sering pergi ke "dukun" yang lebih murah dan mudah tersedia dibandingkan dokter. Selain itu, mereka juga lebih banyak memiliki waktu bagi pasiennya.
Ahli Aids pada anak yang juga bekerja untuk Rumah Sakit Universitas Aga Khan, Dr Fatima Mir sepakat bahwa praktik medis yang lalai adalah hubungan paling memungkinkan antara kasus temuan HIV anak-anak dan wabah 2016.
"Ada tiga cara seorang anak dapat terinfeksi. Baik melalui ibu menyusui yang membawa virus, melalui transfusi darah, atau melalui instrumen bedah yang terinfeksi atau jarum suntik," ungkap Fatima yang juga menjadi relawan di Ratto Dero.