
Cilacap, gatra.net – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap mengidentifikasi adanya lima kecamatan di jalan nasional lintas selatan (JLS) Jawa Tengah ruas Cilacap yang rawan longsor, yang merupakan jalur utama mudik Jawa bagian selatan pada lebaran 2019 ini.
Kelima kecamatan di Cilacap bagian barat yang perbatasan dengan provinsi Jawa Barat, itu meliputi Kecamatan Dayeuhluhur, Wanareja, Majenang, Cimanggu dan Karangpucung. Lima kecamatan ini adalah jalur JLS Jateng .
“Kami antisipasi wilayah barat. Itu yang kita waspadai itu mulai masuk perbatasan itu, mulai Mergo, sampai karangpucung. Selain rawan macet, itu juga rawan longsor,” kata Kepala Pelaksana Harian (Lakhar) BPBD Cilacap, Tri Komara Sidhy, Selasa (21/5).
Selain bencana longsor, kata dia, titik rawan bencana alam lainnya banjir di jalur alternatif Lintas Selatan-Selatan (JLSS) Cilacap. Eks-distrik Sidareja, Wilayah perbatasan Cilacap dengan Ciamis dan Pangandaran, telah diidentifikasi sebagai wilayah rawan banjir. “Kalau banjir itu wilayah Sidareja dan sekitarnya,” ujarnya.
Untuk mengantisipasi bencana alam, BBPBD bersama dengan instansi lainnya mendirikan posko siaga bersama di titik-titik rawan. Di wilayah perbatasan Jawa Barat, BPBD mendirikan masing-masing satu posko di Kecamatan Wanareja dan Karangpucung. Kemudian di sisi timur, BPBD juga mendirikan posko di kecamatan Sampang. “Kalau untuk posko kita gabung dengan Polres, Kodim dan instansi lainnya, baik di Wanareja maupun titik lainnya,” jelasnya.
Tri Komara mengemukakan, berdasar informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), saat ini sebagian besar wilayah sudah memasuki musim pancaroba. Pada musim pancaroba, cuaca sulit diprediksi.
Masih tak tertutup kemungkinan terjadi hujan lebat atau ekstrem pada musim pancaroba ini. Sebab itu, ia mengimbau agar pemudik maupun masyarakat mewaspadai kemungkinan terjadinya bencana alam. “Jalur mudik yang kita khawatirkan longsor yang mudah-mudahan tidak terjadi, karena hujan ya sudah tidak merata. Kemarau juga belum datang,” jelasnya.