Home Politik Ketua PWNU NTT Sesalkan 26 Warga Sumba Barat Pergi ke Jakarta

Ketua PWNU NTT Sesalkan 26 Warga Sumba Barat Pergi ke Jakarta

Kupang, gatra.net - Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur (NTT) Drs Jamal Ahmad, MM menyesalkan sikap dan nekadnya 26 warga muslim Kabupaten Sumba Barat yang nekad ikut aksi di Jakarta 22 Mei 2019 mendatang dan ditangkap di Polres Banyuwangi Jawa Timur 19 Mei 2019 lalu.

“Begitu mengikuti perkembangan media, yang pertama saya kaget, sesalkan dan kecewa. Kok bisa 26 warga muslim Sumba Barat bisa ditangkap di Banyuwangi. Apalagi mau ikut aksi demo 22 Mei 2019 yang versi mereka demo jihad,” katanya kepada gatra.net Senin malam, (20/5).

Kekecewaan dan kesalnya kata dia karena di NTT cukup aman dan sikap toleransi antar umat beragama dan masyarakat cukup baik, penuh harmonis. Dan soal pemilu 17 April 2019 lalu di NTT berjalan aman dan lancar. Semua juga telah menerima hasilnya.

"Negara kita ini Negara hukum. Jika tidak puas dengan pilpres kan menempuh jalur konstitusional, gugat di MK. Kok pakai jihad segala. Karena itu saya harapkan aparat penegak hukum, Polres Banyuwangi memproses hukum mereka sampai tuntas,” kata Jamal.

Dia menegaskan, jangan hanya mereka 26 orang ini yang diproses hukum saja, tetapi penyidik Polres Banyuwangi juga memproses, menggali hingga aktor intelektualnya.

“Sebagai tokoh muslim dan Ketua PW NU saya minta aparat penegak hukum usut sampai tuntas. Termasuk menggali sampai aktor –aktor yang memfasilitas dan memberangkatkan mereka,” tegasnya.

Menjawab pertanyaan bahwa warga masyarakat Sumba Barat mengultimatum 26 warga yang ditangkap ini untuk tidak boleh kembali, Drs Jamal Ahmad, MM secara diplomatis mengatakan mungkin ini sikap emosional.

“Wajar mereka emosi. Namun secara organisasi kami berupaya mendekati dan berdialog dengan mereka. Karena bagaimanapun mereka ini warga kita. Apa salah jika mereka nanti bertobat dan menyatakan mau kembali ke jalan yang benar. Sebagai manusia tentunya ada maafnya. Tetapi jika mereka ngotot masih mau tetap jihad tentu perlu dilihat lagi. Dan itu tugas aparat keamanan,” katanya.

Secara tegas Jamal juga menyebutkan bahwa tidak ada warga NU diantara 26 orang yang ditangkap Polres Banyuwangi Jawa Timur itu. “Saya jamin 100 % bahwa tidak ada warga NU diantara 26 orang itu. Saya sudah cek di NU Sumba Barat. Karena itu saya siap pertanggungjawabkan data ini,” paparnya.

Sebagaimana diberitakan media, sebanyak 26 orang warga Sumba Barat NTT Ahad malam 19 Maret ditangkap pihak Polres Banyuwangi karena tidak bisa menjelaskan secara detail tujuan mereka ke Jakarta.

Ada yang mengatakan mau ikut demo 22 Mei 2019 mendatang, ada yang bilang mau tour jihad. Kapolres Banyuwangi, AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi, mengatakan dalam razia kali ini, selain menyasar minuman keras juga untuk mengantisipasi gerakan massa menuju ke Jakarta yang akan mengikuti aksi 22 Mei tersebut.

Kapolres Banyuwangi, AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi mengatakan, dari hasil pemeriksaan, 26 penumpang itu berasal dari Kabupaten Sumba Barat, NTT dengan tujuan Jakarta akhirnya ditangkap berikut Bus Lorena bernopol B 7116 PGA beserta sang sopir. Mereka dibawa ke Mapolres Banyuwangi untuk proses penyelidikan.

“Saat diperiksa, jawaban antara satu dengan yang lain berbeda-beda. Demikian halnya dengan koordinator rombongan tersebut. Meraka hanya menyebutkan ada yang mengkoordinir dan memfasilitasi mereka. Kami masih terus mendalami,” kata AKBP Taufik Herdiansyah Zeinardi.

546