Semarang, gatra.net - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jawa Tengah, Soekowardojo, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati melakukan transaksi tunai. Pihaknya, menyarankan transaksi dengan nominal besar, sebaiknya dilakukan dengan cara transfer atau non-tunai.
Menurutnya, saat ini banyak masyarakat lebih menyukai transaksi dengan uang tunai. Padahal, transaksi tersebut lebih riskan terjadi penipuan dengan disisipi uang palsu. "Untuk tahun ini, kami mencatat ada 1.029 lembar uang palsu, kebanyakan uang Rp100 ribuan dan Rp50 ribuan," ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa uang palsu tidak dapat ditukarkan di Bank Indonesia. Bank Indonesia hanya melayani penukaran uang rupiah yang rusak, terbakar, atau sobek. "Karena kita tidak produksi yang palsu. Untuk uang asli yang terbakar atau rusak, syaratnya masih utuh 75 persen. Nanti bisa kita ganti," ujarnya.