Jakarta, gatra.net - Menteri Koodinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menyatakan tahapan pemilihan umum serentak pada tanggal 17 April yang lalu telah berjalan secara damai meskipun banyak kabar miring yang beredar.

"Tanggal 17 April dulu diisukan ada kerusuhan, keributan ya ada konflik ternyata bisa kita lalui dengan baik dengan aman dengan damai," ujarnya ujarnya pada awak media di Hotel JS Luwansa, Jumat (17/5).

Ia mengatakan dengan optimis pada tanggal 22 Mei penetapan hasil final pemilihan umum oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa berlangsung dengan damai meskipun banyak beredar himbauam untuk melakukan aksi massa di masyarakat.

"Mengapa tanggal 22 nya enggak bisa? Tentu bisa. Walaupun ada isu bahwa nanti akan ada aksi demonstrasi menduduki KPU, Bawaslu, kemudian juga isu ada ajakan untuk people power atau sekarang untuk mengobarkan kedaulatan rakyat dan sebagainya," terangnya.

Mantan Panglima TNI ini menjelaskan jika memang aksi-aksi yang diisukan tersebut dilakukan dengan cara konstitusional dan mengikuti kaidah hukum yang berlaku, maka hal tersebut tidak menjadi masalah. 

"Hanya jangan sampe ya kegiatan itu kemudian justru menimbulkan akibat yang buruk di masyarakat, jadi konflik horizontal konflik di masyarakat," jelasnya.

Wiranto juga menerangkan jika aksi-aksi tersebut tidak berlangsung sesuai kaidah hukum dan berpotensi menimbulkan ketegangan dan mengganggu kestabilan nasional maka ia tak segan untuk membawanya ke jalan hukum.

"Makanya kalau tidak ingin ditangkap, jangan macam-macam, jangan melanggar hukum kan begitu," pungkasnya.