
Lombok Utara, gatra.net - Bulan Ramadan di Lombok penuh warna, terutama menu sajian khas berbuka puasa yang variatif. Berbagai aneka kuliner tradisional disajikan sebagai pilihan warga berbuka puasa. Salah satu yang selalu diburu warga adalah sate ikan Tanjung, di Kabupaten Lombok Utara (KLU).
Sate Tanjung cukup familiar tidak saja bagi masyarakat Lombok, namun sate berbahan dasar utama ikan laut ini juga sudah cukup dikenal hingga luar daerah. Bahkan wisatawan mancanegara sesekali menyantap sate ikan khas yang rasanya cukup pedas dan gurih ini.
Sate ikan Tanjung ini berbeda dengan sate pada umumnya, yang memakai bumbu dari saus kacang. Sate asal kabupaten termuda di NTB ini tanpa menggunakan saus apapun. Cita rasa yang khas membuat sate ikan Tanjung menjadi primadona masyarakat di Lombok. Rasa pedas berpadu dengan daging ikan yang empuk membuat banyak orang ketagihan.
Sate Tanjung sendiri menggunakan bahan baku ikan segar. Daging ikan segar yang telah dipotong, direndam bersama bumbu rempah yang sudah dihaluskan. Setelah bumbu meresap, daging ikan kemudian ditusuk dan dilumuri kembali dengan bumbu, sebelum dibakar di atas tungku atau perapian.
Inaq Sumarni, penjual sate yang mangkal di Jalan Raya Tanjung-Bayan, Lombok Utara mengungkapkan, sate Tanjung banyak dijumpai di sepanjang jalan di Desa Tanjung, Kecamatan Tanjung, KLU. Bahkan sate yang satu ini juga sudah banyak dijumpai di sejumlah tempat di Lombok seperti di Kota Mataram, Praya bahkan di Kota Selong, Lombok Timur.
Tidak butuh waktu lama membakar sate ini. Cukup menunggu beberapa menit, sate ikan Tanjung siap disantap. Sate ikan memiliki tekstur lembut. Saat dikunyah, paduan rasa pedas, gurih serta aroma bumbu muncul menambah kenikmatan sate.
Dijamin lezat dan bergizi. Sate pun lebih nikmat disantap selagi hangat. Selain nikmat dimakan langsung, sate ini juga cocok dijadikan lauk.
Tidak hanya menjajakan sate ikan, para pedagang di kawasan ini biasanya juga menjual pepes kepala ikan yang rasanya tak kalah nikmat. Harganya yang terjangkau, membuat sate yang satu ini kerap diburu pembeli.
“Sate Tanjung biasanya kita jajakan per porsi antara Rp 15.000 - Rp 25.000. Isinya 12 tusuk sate ikan ditambah lontong sebagai pelengkap,” kata Sumarni di Tanjung, Selasa malam (14/5) kepada gatra.net.
Selain disukai karena cita rasanya yang khas dan kaya protein, katanya Sumarni, hidangan sate tradisional masyarakat Lombok ini juga diyakini bisa menambah stamina dan tetap menjaga kebugaran saat berpuasa.
Mazhar (40), warga Kediri, Lombok Barat mengakui jika sate Tanjung menjadi favoritnya sebagai lauk untuk sajian makanannya. Terlebih saat berpuasa, Mazhar menggunakannya sebagai menu berbuka puasa.
“Rasanya yang khas dan gurih menjadi lauk dapat menambah selera makan. Setiap kali ke Lombok Utara, saya pasti bawa sate Tanjung buat oleh-oleh keluarga,” kata Mazhar.