
Solo, gatra.net - Pemberlakuan jalur satu arah di tol Trans Jawa saat mudik diharapkan mengembangkan perekonomian di kota sekitarnya. Solo dipastikan menjadi salah satu kota itu karena dilalui pemudik, baik sekadar singgah maupun sebagai kampung halaman.
Hal ini dikatakan oleh Kepala Tim Sistem Pembayaran, Pengelolaan Uang Rupiah dan Layanan Administrasi Bank Indonesia Kantor Perwakilan Surakarta Bakti Artanta, Jumat (10/5). Dia memprediksi kebijakan Kementerian Perhubungan tersebut menggeliatkan ekonomi Solo.
”Kalau diberlakukan satu arah, maka arah berlawanan terpaksa lewat jalur non-tol. Pastinya Solo menjadi tujuan pemudik, baik yang benar-benar mudik atau yang hanya singgah. Sebab Solo ini kan termasuk kota sentral,” ucapnya.
Untuk itu, BI akan berkoordinasi dengan beberapa pihak, khususnya perbankan dan Jasamarga Solo Ngawi (JSN) sebagai pengelola tol. Hal ini untuk menyiapkan uang elektronik, akses topup, hingga jaringan telekomunikasi, supaya cukup dan berjalan baik.
”Jaringan telekomunikasi ini terkait dengan akses topup yang menggunakan internet. Supaya tidak ada kendala,” ujar Bakti.
Koordinasi tersebut juga mengenai ketersediaan bahan bakar di wilayah Solo Raya. Pasalnya ketersediaan bahan bakar juga berkaitan dengan kelancaran arus uang yang beredar di wilayah Solo Raya.
”Namun sejauh ini kami merasa Rp 5,4 miliar ini mencukupi kebutuhan outflow di Solo Raya. Kami sudah mengkoordinasikan hal ini dengan seluruh BI di tingkat Jawa Tengah,” ucap Bakti.
Dia memprediksi kebutuhan outflow selama sebulan termasuk Lebaran ini mencapai Rp 5,4 miliar. Untuk itu BI menyuplai kebutuhan sebesar itu. Namun untuk inflow atau uang masuk, Bakti memprediksi tidak akan sebanding.
”Kalau lebaran pasti signifikan outflow. Baru di bulan-bulan setelahnya inflow jauh lebih besar. Jika hal semacam ini terjadi, dipastikan geliat ekonomi di tempat itu pasti tumbuh,” ucap Bakti.