
Bangkok, gatra.net - Partai oposisi utama Thailand memenangkan kursi parlemen terbanyak di negara itu dalam pemilihan umum perdana sejak kudeta militer lima tahun lalu. Partai oposisi Pheu Thai meraih 136 kursi, menurut angka resmi yang dirilis Rabu kemarin (8/5).
Sementara partai pro-militer Palang Pracharat meraih 115 kursi. Pheu Thai berkolega dengan mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang mana koleganya tersebut digulingkan dalam kudeta 2014.
CNN melansir hasil pemilihan 24 Maret lalu awalnya tidak jelas. Tidak ada partai yang memimpin dan Pheu Thai dan Palang Pracharat mengklaim hak untuk membentuk koalisi. Hasil akhirnya dirilis Rabu setelah pekan penundaan.
Berdasarkan hitungan resmi, Pheu Thai dan mitra koalisinya tampak telah mengambil 245 dari 500 kursi di majelis rendah, 5 kekurangan mayoritas. Namun, hasil tersebut tidak akan cukup untuk membentuk pemerintahan atau memilih perdana menteri berikutnya.
Keputusan itu dibuat oleh kedua majelis Parlemen. Sedangkan 250 kursi parlemen negara itu dipilih sepenuhnya diisi oleh militer yang hampir pasti akan memberikan suara untuk mempertahankan perdana menteri sebelumnya, Prayut Chan-o-cha.
Para kritikus mengeluhkan bahwa peluang ditumpuknya oposisi sejak awal dalam pemungutan suara yang dipandang sebagai pertarungan antara blok pro-militer yang ingin mempertahankan kekuasaan dan kekuatan pro-demokrasi.
Kontestasi pemilu ini juga diliputi oleh dugaan ketidakberesan dalam memilih, memimpin satu pengawas non-pemerintah untuk menentukan bahwa pemilihan tersebut "tidak bebas dan adil."