
Pekanbaru, gatra.net - Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) Riau, Rusli Ahmad, mengaku enggak jadi masalah jika hasil hitung KPU berujung pada kegagalannya melenggang ke Senayan.
"Kalau misalnya tipis harapan saya ke Senayan, dari awal saya sudah ikhlas. Sebab dari awal memang saya lebih banyak mencurahkan pikiran untuk membantu Jokowi-Ma'aruf mendulang suara di Riau," katanya kepada gatra.net melalui sambungan telepon, Rabu (8/5).
Rusli menyebut bukan perkara mudah meraup suara untuk Jokowi - Ma'aruf di Riau. Kubu 01 dihadapkan pada realita banyaknya pemilih yang percaya bahwa Capres Jokowi adalah bagian dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Dan begitu banyak juga masyarakat percaya bahwa PDI Perjuangan selaku partai pengusung adalah tempat berkumpulnya orang-orang PKI.
"Untuk memenangkan Jokowi-Ma'aruf Amin sangat sulit sekali di Riau. Banyak politisi yang menyampaikan kampanyenya bahwa jangan pilih Pak Jokowi karena didukung partai penista agama," urai caleg PDI Perjuangan di dapil Riau I ini.
Keadaan ini kata Rusli tak bisa dibiarkan. Itulah makanya dia mencurahkan perhatianya ke seluruh daerah di Riau demi Jokowi tadi. Alhasil tugasnya sebagai caleg di dapil Riau 1 kurang maksimal dilakoni.
Politisi yang sudah dua periode di DPRD Riau itu mengatakan, untuk memenangkan Jokowi di Riau pihaknya telah merancang mesin politik yang terbilang besar. Ada lebih dari 400 ribu pengurus NU dikerahkan sampai ketingkat desa di seluruh Riau.
"Itu belum termasuk 157 ribu tim jaringan laba-laba yang dikerahkan untuk wilayah Riau. Saya memang fokus memenangkan Pak Jokowi. Sebab saat saya dilantik tempo hari, sangat luar biasa, enggak ada pelantikan PWNU yang langsung dihadiri seorang presiden, ini yang enggak bisa saya lupa dengan Jokowi," ujarnya.