
Pekanbaru, gatra.net - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) nampaknya bakal muncul sebagai partai dengan perolehan suara paling kinclong pada Pemilu serentak 2019 di Riau.
Sebab tidak hanya hasil hitungan cepat lebaga survei semisal Kedaikopi yang mendapuk partai ini bakal meraup suara hingga 20 persen di Riau, tapi ini juga kelihatan pada hitungan sementara KPU Riau pada pukul 12:30 WIB Selasa (7/5) yang menyebut bahwa PKS saat ini berada diurutan pertama dengan perolehan suara 14,42 persen, disusul PAN 13,22 persen, dan Partai Gerindra 12,5 persen.
Persentase ini tentu akan terus bergerak naik dan bisa saja rating partai akan bergeser lantaran data yang diproses baru sekitar 21 persen.
Jika pergerakan perolehan suara tadi tetap berpihak pada PKS, ini berarti alamat partai ini akan punya fraksi sendiri dan bahkan bisa menyabet kursi pimpinan di DPRD Riau.
Raihan ini tentu menjadi sangat kontras dengan capaian PKS pada Pemilu 2014 lalu yang hanya kebagian tiga kursi di DPRD Riau.
Bagi pengamat politik Universitas Muhammadiyah Riau, Aidil Haris, torehan positif yang dicapai PKS pada Pileg kali ini erat kaitanya dengan politik identitas.
Lantaran politik identitas itu pula, kata Aidil, capaian PKS kali ini bukan saja membalikkan prediksi lembaga survei, tapi juga menunjukkan betapa pentingnya kader militan dalam sebuah kontestasi politik.
"Ini memang periode yang sangat menguntungkan bagi PKS karena politik identitas itu. Mereka diuntungkan oleh basis yang sangat militan," katanya kepada gatra.net, Selasa (7/5).
Walau terlihat mudah, penguatan isu keagamaan yang dibangun PKS kata Haris bukan dengan waktu yang singkat Tapi butuh waktu yang panjang.
Selain itu di segmen masyarakat tertentu, kemasan keagamaan bahkan akan ditelisik lebih jauh, misalkan kepada sisi personal seorang politisi.
"Ini yang menjadi salah satu penyebab mengapa Ketua NU Riau Rusli Ahmad, tidak sesukses caleg yang diusung PKS di dapil yang sama. Karena masyarakat melihat rekam jejak masa lalu, jadi tidak bisa instan," katanya.