London, gatra.net - Pengawas Hak Asasi Manusia (HAM) Eropa memberi peringatan kepada Inggris dan Wales karena menetapkan usia pertanggungjawaban pidana anak yang terlalu rendah. Hal ini dinilai dapat mempengaruhi perkembangan anak.

Inggris dan Wales menetapkan usia 10 tahun untuk pertanggung jawaban pidana anak. Di mana usia tersebut adalah usia terendah dalam pertanggungjawaban pidana di Eropa. Beberapa negara Eropa lainnya seperti Jerman menetapkan usia 14 tahun untuk pertanggung jawaban pidana, Swedia 15 tahun, dan Portugal 16 tahun.

Setiap tahunnya ratusan anak berusia 10 tahun menerima hukuman pengadilan di Inggris dan Wales. Meskipun ada penurunan jumlah anak dalam tahanan yang cukup signifikan. Kedua negara tersebut memiliki kasus hukuman penjara anak paling tinggi di Eropa Barat. Pada tahun 2018, sebanyak 47 anak berusia 10 tahun dan 229 anak berusia 11 tahun menerima hukuman penjara di kedua negara itu.

Berdasarkan bukti yang diterima Perserikatan Bangsa – Bangsa (PBB), ada seorang anak berusia 15 tahun yang dikurung sendirian di dalam sel penjara di Feltham, Inggris selama 55 hari. Selain itu, dia tidak mendapatkan pendidikan selama berada di dalam penjara.

Pengawas HAM Eropa menjelaskan bahwa penahanan anak diperlukan sebagai upaya terakhir. Anak – anak tidak boleh ditahan di lingkungan seperti penjara, tetapi seharusnya ditahan di lingkungan yang aman dan dekat dengan keluarga mereka.

Sementara itu, Ketua Komisi Kesetaraan dan Hak Asasi Manusia, David Isaac, menambah usia pertanggungjawaban pidana sangat penting untuk melindungi anak – anak dan masa depan mereka. Lembaga tersebut merekomendasikan agar pemerintah terkait bisa menerapkan kebijakan dengan pendekatan yang berbasis kesejahteraan dalam menangani anak – anak pada peradilan pidana.

“Kita tahu bahwa anak-anak yang sangat muda yang ditahan lebih cenderung menyinggung kembali sebagai orang dewasa,” kata David, seperti dikutip The Independent, Senin (6/5).