Sleman, gatra.net – Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan bahwa  pemerintah mempertahankan ujian nasional (UN) sebagai upaya menghilangkan perbedaan kualitas pendidikan antar-daerah.

“Tidak adanya UN akan membuat kesenjangan dan perbedaan kualitas pendidikan antar-daerah akan lebih banyak. Itu akan menjadikan kita sebagai orang yang membohongi diri sendiri,” kata JK di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (4/5).

Wapres hadir sebagai pembicara kunci dalam seminar nasional ‘Format Pendidikan untuk Meningkatkan Daya Saing Bangsa’ dan meresmikan gedung pasca-sarjana UNY.

Menurut dia, tanpa UN, bangsa ini akan membiarkan murid di daerah maju dan tertinggal menerima pendidikan yang berbeda. Padahal kemampuan mereka ditentukan berbagai faktor yang mempengaruhi pendidikan.

Menurutnya, ada empat faktor yang mempengaruhi pendidikan yaitu kualitas guru, sistem pengajaran, sarana, dan budaya lingkungan.

Wapres mengatakan, saat ini kualitas pendidikan antar-daerah berbeda. Pendidikan Indonesia bagian timur dan barat, relatif tertinggal dibanding daerah-daerah bagian tengah terutama Jawa.

Kondisi itu tak lepas dari berlimpahnya kekayaan alam suatu daerah sehingga menghadirkan pola pikir yang tidak mementingkan pendidikan.

"Di Malang, Bandung, Yogyakarta, orang tua lebih mementingkan pendidikan karena keterbatasan sumber daya alam," kata JK.

Karena itulah UN harus dipertahankan untuk mengevaluasi kualitas pendidikan satu daerah dengan daerah lain. Meskipun UN diprotes sebagian pihak termasuk guru, UN harus dilakukan karena pendidikan itu bersifat sangat keras.

“Pendidikan tidak saja mementingkan kesehatan jasmanai. Namun kesehatan dan kecerdasan otak menjadi penting karena dari sanalah akan muncul pemikiran-pemikiran yang mengarah ke hasil terbaik,” katanya.