Home Kesehatan Obat Luar Dinilai Lebih Baik Atasi Nyeri Haid Ketimbang Minum Jamu atau 'Pain Killer'

Obat Luar Dinilai Lebih Baik Atasi Nyeri Haid Ketimbang Minum Jamu atau 'Pain Killer'

Jakarta, gatra.net - Banyak perempuan yang menganggap nyeri haid akan hilang jika diatasi dengan obat pereda rasa nyeri (pain killer) atau minuman tradisional, misalnya jamu. Namun, fisioterapis dari Universitas Indonesia, Fortunella Levyana justru menyebut langkah tersebut cukup berbahaya.

Nella, sapaan akrabnya, menyebut obat haid yang dikonsumsi akan masuk ke dalam aliran tubuh. Hal itu tentu menimbulkan dampak yang kurang bagus pada tubuh jika dikonsumsi jangka panjang.

"Coba saja kalau kita dapat pain killer dari dokter, pasti dokter sertakan obat untuk lambung. Karena pain killer itu membuat lambung sensitif," terang Nella selepas peluncuran produk pad pereda nyeri haid, iFree dari Cap Lang di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (03/5).

Nella menambahkan, pain killer seperti paracetamol dan ibuprofen akan membuat tubuh menjadi kebal dengan obat jika dikonsumsi berkelanjutan. "Nanti dosisnya nambah terus, sedangkan kita menstruasi tiap bulan," papar Nella.

Sementara itu, untuk jamu, Nella juga sangat tidak menyarankan untuk dikonsumsi demi menghilangkan nyeri haid. "Kalau jamu, ginjalnya yang bakal sensitif. Mendingan jangan (diminum)," kata Nella.

Lebih lanjut, Nella menjelaskan cara kerja pain killer untuk mengurangi rasa sakit haid. Obat yang masuk nantinya akan langsung masuk ke otak, bukan tempat sakit atau rahim perempuan yang tengah menstruasi.

"Dia manipulasi otak, untuk memblokir sinyal nyeri yang dikirim ke otak," ujar Nella.

Nella menambahkan, banyak perempuan yang meminum pain killer dan menganggap sepele efek sampingnya. Ia mengatakan pernah menemukan beberapa perempuan yang tak mengetahui bahwa dirinya mengidap kanker serviks.

"Ketika sakit langsung minum pain killer dan sakitnya hilang. Jadi ya gitu, terus-terusan minum sampai pas diperiksa tiba-tiba sudah kanker serviks," terang Nella.

Nella pun menyarankan untuk menggunakan obat luar pereda nyeri. "Mendingan kalau sakit, atasi dengan obat luar. Jangan sampai minum obat pain killer karena kita jadi enggak tahu rasa sakit itu pertanda apa," imbuhnya.

Senada dengan Nella, Marketing Head iFree dari Cap Lang, Ariza Mayang Sari sebelumnya sempat menyinggung penggunaan obat untuk pereda nyeri haid. Ariza menjelaskan, selain berbahaya, obat pereda nyeri atau jamu untuk pereda nyeri dinilai tak cocok untuk milenial yang saat ini masih banyak memasuki usia pranikah.

"Masalah efektivitas juga. Enggak semua orang suka jamu, belum lagi ada beberapa anak yang tak nyaman dengan baunya. (Produk iFree) ini praktis," ucapnya di lokasi yang sama.

Sebagai informasi, produk iFree yang resmi diluncurkan hari ini merupakan produk 'penangkal' rasa sakit haid berbentuk pad pertama di Indonesia. iFree sendiri memiliki kandungan OxyHeat, yang bisa menimbulkan raasa hangat saat pad terpapar di bagian tubuh yang nyeri akibat haid.

Produk tersebut hanya bisa dipakai sekali, namun khasiat kehangatannya bisa bertahan hingga 8 jam. Produk ini sudah tersebar di beberapa daerah di Indonesia, seperti Jawa dan Bali.


 

1917