Jakarta, gatra.net – Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (Waketum PAN) beberapa waktu yang lalu menanggapi petisi terkait pemecatan dirinya dari PAN. Ia menantang agar pihak-pihak yang memintanya untuk dipecat untuk mempelajari sejarah PAN terlebih dahulu.

“Saya juga ikut mendirikan partai ini pada Agustus 1998 silam, jadi mengerti betul bagaimana partai ini didirikan, fondasinya dan nilai-nilai dasarnya apa. Bagi mereka yang meminta saya untuk dipecat, belajar dulu sejarah. Pahami kenapa partai ini didirikan, memahami betul ada perspektif historis yang utuh baru bisa meminta saya untuk dipecat,” tegasnya kepada wartawan di D Hotel, Jakarta Selatan, Senin (29/4).

Meski diketahui dukungan politik Bara lebih condong terhadap paslon 01, namun ia mengaku tidak pernah secara aktif mengikuti dan terlibat ke kampanye Jokowi-Ma’aruf. Perihal petisi pemecatan tersebut, Ia belum mendapat panggilan atau surat resmi dari dewan kehormatan karena yang selama ini beredar hanya petisi dan berbentuk copy-nya saja.

Bara juga meyakinkan segala pernyataan dan keputusannya dilakukan untuk kepentingan partai. Terlebih, dengan adanya peran Amien Rais sebagai tokoh penting PAN yang justru menyimpang dari dasar awal terbentuknya partai ini.

“Saya merasa, apa yang saya lakukan selama ini benar. Semua itu demi akal sehat, demi kebajikan, demi kepatutan, demi kewajaran yang harus betul-betul kita kokohkan di dalam PAN. Saya betul-betul melakukan itu untuk memperkuat jiwa dari partai ini. Selama mereka belum memahami partai ini secara utuh, saya minta mereka belajar dulu sejarah,” ungkapnya.

Lanjutnya, pernyataan-pernyataan tersebut demi kepentingan partai. Hal tersebut dilakukan untuk mengembalikan nilai-nilai dasar PAN, perjuangan awal dan jiwanya dan yang terpenting saya lakukan semuanya bagi akal sehat di dalam PAN agar tetap ditegakkan.