
Solo, gatra.net – Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) menggelar aksi di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surakarta, Jumat (26/4). DSKS menyebut pemilu kali ini bencana nasional karena banyaknya masalah.
Sekitar 50 orang laki-laki dan perempuan berkumpul di depan kantor KPU Surakarta sejak 13.00 WIB. Di depan gerbang kantor KPU, mereka memarkir mobil portabel yang biasa digunakan untuk orasi. Kawat berduri dipasang untuk memisahkan gerbang KPU dan mobil tersebut. Gerbang dijaga oleh belasan polwan yang berdiri siaga.
Humas DSKS Endro Sudarsono mengatakan, aksi ini bentuk keprihatinan DSKS atas banyaknya persoalan di Pemilu 2019. Menurutnya, persoalan itu antara lain banyaknya DPT ganda dan ribuan undangan C6 yang belum dibagikan pada H-1 pemilu.
”Kami merasa pemilu kali ini banyak sekali persoalan,” ucap Endro saat ditemui di sela aksi.
Endro menyebut, aksi ini juga wujud duka cita atas banyaknya petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal.
”Ada petugas KPPS sebanyak 225 orang dan 15 anggota kepolisian yang meninggal. Ini pesta demokrasi atau bencana nasional? Sebab baru tahun ini dalam pemilu banyak yang meninggal,” ucapnya.
DSKS juga menyayangkan kesalahan KPU memasukkan data untuk kedua pasangan capres-cawapres. Salah input data ini merugikan setiap pasangan capres.
”Kami meminta untuk harus diusut dan diberi sanksi. Kami berharap ada upaya penegakan hukum UU Pemilu,” ucapnya.
DSKS pun meminta KPU bekerja sungguh-sungguh. Mereka tidak ingin KPU menjadi lembaga yang diragukan masyarakat.
”Kami lihat banyak hal baik yang dicontohkan oleh KPU. Sehingga kami minta mereka bekerja dengan sungguh-sungguh,” ucapnya.
Usai orasi, perwakilan DSKS diterima oleh para komisioner KPU. Dialog berlangsung selama kurang lebih 15 menit. KPU kemudian mempersilakan wakil DSKS ini melihat proses input data di KPU.
”Kami bekerja dengan terbuka, sehingga ketika ada yang ingin melihat proses kerja di KPU maka kami persilakan,” ucap Ketua KPU Surakarta Nurul Sutarti.