
Jakarta, gatra.net - Menjelang Simposium Kebangsaan Alumni Universitas Indonesia (UI), Fokal UI menyelenggarakan pertemuan dan Focus Group Discusion (FGD) di Grand Indoensia, Jakarta, Rabu (24/4). Mereka mencoba membahas berbagai isu-isu terkini Indonesia.
Politik identitas menjadi salah satu isu yang dibahas pada FGD kali ini. Fokal UI menilai pemilu kali ini cukup meresahkan. "Ini adalah pemilu yang sangat memecah bangsa kita terpecah," ujar salah salah satu anggota Fokal UI, Benny Subianto.
Benny resah akan adanya polarisasi muslim nonmuslim, jawa non-jawa, dan pluralis-islamis.
"Saya pikir ada tiga hal itu tadi, menurut saya tidak tahu menjawabnya. Ini tak bisa kita biarkan berkelanjutan tanpa jalan keluar yang membuat kita semua akan menanggung akibatnya," kata Benny.
Kekhawatiran serupa juga dirasakan oleh anggota Fokal UI yang lainnya, Nugroho Dewanto. "Kalau dibilang politik identitas, di medsos luar biasa gambarannya, seolah-olah Indonesia ini mau perang saudara, seolah-olah semua sudah siap cabut senjata," ujar Nugroho.
Mesti begitu, setelah mengamati di lapangan, Nugroho tidak merasa tensinya sebesar di medsos. Namun ia menjelaskan bahwa politik identitas itu tetap jalan. "Ke depan saya terus terang khawatir," katanya