
Kolombo, gatra.net - Jumlah korban tewas akibat pemboman Minggu Paskah di Sri Lanka telah terus bertambah hingga 359 jiwa pada Rabu (24/4). Para korban mayoritas terdiri atas warga negara Sri Lanka dan belasan warga negara asing.
Dilansir dari Aljazeera, Juru bicara kepolisian Sri Lanka, Ruwan Gunasekera merilis data korban tewas pada hari ini. Tetapi pihaknya tidak memberikan rincian korban dari tiga gereja dan empat hotel yang terkena bom bunuh diri. Saat ini, terus terjadi penyelidikan atas serangan itu dan 18 orang lagi telah ditangkap.
Baca Juga: Tidak Ada Keterkaitan WNI dalam Pengeboman di Sri Lanka
Menteri Pertahanan Sri Lanka, Ruwan Wijewardena mengatakan penyelidikan awal menunjukkan serangan itu dilakukan oleh dua organisasi Muslim yang kurang dikenal Sri Lanka. Pemimpin salah satu kelompok di balik serangan Minggu Paskah diyakini sebagai salah satu pelaku bom bunuh diri.
"Para pembom itu adalah orang-orang berpendidikan. Diantara mereka belajar di Inggris dan Australia. Ada sembilan pelaku bom bunuh diri. Delapan diantaranya telah diidentifikasi," ujar Wijrwardena dalam konferensi pers.
Sementara Presiden Sri Lank,a Maithripala Sirisena berharap untuk mengubah kepala pasukan pertahanan negara itu dalam satu hari setelah kegagalan mereka untuk mencegah pemboman Minggu Paskah, meskipun faktanya mereka memiliki informasi sebelumnya tentang serangan itu. "Saya akan sepenuhnya merestrukturisasi polisi dan pasukan keamanan dalam beberapa minggu mendatang. Saya berharap untuk mengubah kepala lembaga pertahanan dalam 24 jam ke depan," tegasnya.
Baca Juga: Dubes India: Terorisme Adalah Musuh Bersama Manusia
"Para pejabat keamanan yang mendapat laporan intelijen dari negara asing tidak membaginya dengan saya. Tindakan yang tepat akan diambil. Saya telah memutuskan untuk mengambil tindakan tegas terhadap para pejabat ini," imbuh Sirisena.
Sementara di sisi lain, kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah mengklaim bertanggung jawab atas pemboman itu melalui portal berita mereka yakni Amaq. "Mereka yang melakukan serangan yang menargetkan warga Kristen di Sri Lanka sehari sebelum kemarin adalah pejuang ISIS," kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.